Suara.com - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan pihaknya menemukan sekitar 500 ribu URL (uniform resource locator) atau kanal yang terdeteksi menyebarkan berita bohong atau hoaks.
Rudiantara menyebut berita hoaks yang paling banyak disebar melalui media sosial Twitter.
"Sampai tanggal 1 (September 2019) kemarin, jumlah URL atau kanal yang digunakan untuk mengirim hoaks sudah 500 ribu lebih, yang paling banyak itu Twitter," ujar Rudiantara di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta pada Selasa (3/9/2019).
Karena itu, pihaknya langsung menutup 500 ribu URL tersebut. Ia menilai 500 ribu URL tersebut bertentangan karena menyebarkan hoaks.
Baca Juga: Akses Internet Dibatasi, Polri Sebut Hoaks Soal Papua Capai 52 Ribu Konten
"Jadi semua sampai 500 ribu lebih kami kumpulkan, kami minta untuk di-takedown. Karena jelas bertentangan kan," ucap dia.
Ketika ditanya alasan Kemenkominfo tetap memblokir, meski punya kemampuan menutup URL penyebar hoaks, Rudiantara tidak menjawabnya dengan tegas.
"Enggak, makanya internet itu kan dipakainya di daerah ada dua. Ada yang daerah aman tidak masalah ya harusnya dibuka, makanya ini yang kita upayakan. Mudah-mudahan malam ini, dari 29 kabupaten kota di Papua, nanti saya yakin si lebih dari sebagian tidak menjadi masalah," katanya.