"Ketika polisi melarang, tidak dipikir mendalam, (tim) sepak bola saja punya bendera sendiri. Kita tak perlu ngotot sesuatu yang tak benar," ujarnya.
Tak hanya mengizinkan bendera Bintang Kejora dikibarkan, Gus Dur juga mengabulkan permintaan rakyat Irian Jaya kala itu untuk menggunakan sebutan Papua.
Menurut salah satu sahabatnya di Forum Demokrasi, Franz Magnis Suseno, sikap Gus Dur itu bukan berarti meremehkan Indonesia, melainkan malah untuk membantu orang-orang Papua menghayati Indonesia.
"Gus Dur percaya pada Orang Papua bahwa itulah cara untuk merebut hati suatu masyarakat yang puluhan tahun merasa tersinggung, tidak dihormati, dan bahkan dihina. Karena itu orang-orang Papua mencintai Gus Dur," ucap Franz Magnis dalam kata pengantar buku karangan Muhammad AS Hikam, berjudul Gus Durku, Gus Dur Anda, Gus Dur Kita.
Baca Juga: Soal Permasalahan Papua, Maruf Amin Minta Mencontoh Langkah Gus Dur