Suara.com - Badai Dorian menerjang Bahama pada Senin (2/9), menewaskan lima orang dan membuat banyak rumah terendam air banjir sebelum diperkirakan menuju pantai Anerika Serikat.
Di kawasan pantai AS, lebih dari satu juta orang diperintahkan mengungsi.
Dorian, salah satu badai paling kuat Atlantik dalam sejarah, telah mengancam Pulau Grand Bahama selama hampir 24 jam sampai Senin malam dan diperkirakan tetap berada di sana sampai setidaknya Selasa pagi, kata National Hurricane Center (NHC) --yang berpusat di Miami-- di dalam imbauan terbaru yang dikeluarkannya pada pukul 23.00 waktu setempat (Selasa, 10.00 WIB).
Badai tersebut berada sekitar 55 kilometer di sebelah timur laut Freeport, Pulau Grand Bahama dan sekitar 160 kilometer di sebelah timur West Palm Beach sekitar pukul 23.00 waktu setempat, kata NHC.
Baca Juga: Angin Topan Hempas Istana Balon ke Udara, Tewaskan 2 Bocah
Lembaga pemantau badai itu memperingatkan warga agar tidak meninggalkan tempat penampungan sampai pusat badai berlalu. Angin paling kuat yang dibawa badai biasanya berada di dekat pusat badai.
Lima orang tewas di Kepulauan Abaco di bagian utara Kepulauan Bahama, kata Perdana Menteri Bahama Hubert Minnis dalam satu taklimat pada Senin.
"Kita berada di tengah tragedi bersejarah di beberapa bagian utara Kepulauan Bahama kita," kata Minnis. "Pusat perhatian dan misi kami sekarang ialah pencarian, pertolongan dan pemulihan."
Ia menambahkan Penjaga Pantai AS berada di lapangan di Abaco dan telah menyelamatkan sejumlah warga sipil yang cedera. Orang yang menderita cedera kritis dibawa ke rumah sakit di New Providence, pulau paling padat di negeri itu.
Seorang saksi mata Reuters yang tetap berada di dalam hotel di Pelancongan Abaco Beach di Pulau Great Abaco mengatakan angin mencabik daun jendela dan sebagian atap. Ia melaporkan tempat tersebut dikelilingi air hingga menjadi seperti danau.
Dorian mengancam akan melepaskan lonjakan topan yang dapat menaikkan permukaan air laut sampai empat-lima meter di atas normal di Pulau Grand Bahama, kata NHC.
Baca Juga: Musibah Angin Topan di Korsel, Ada WNI Jadi Korban?
Sebanyak 13.000 rumah di Bahama mungkin telah hancur atau rusak parah, kata Federasi Internasional Palang Merah dan Masyarakat Bulan Sabit Merah.