Suara.com - Kepala eksekutif Hong Kong Carrie Lam mengisyaratkan untuk mundur dari jabatannya setelah terjebak dari krisis politik.
Penyataan tersebut disampaikan Carrie Lam lewat rekaman audio yang diperdengarkan dalam pertemuan tertutup kelompok pengusaha belum lama ini.
Dikutip dari laman Reuters, wanita itu mengakui dirinya dalam posisi yang terhimpit, Ia memiliki ruang 'sangat terbatas' untuk menyelesaikan krisis dan kerusahaan di bumi China.
Polemik itu bahkan telah mengancam keamanan dan kedaulatan nasional China lantaran meningkatkan ketegangan dengan Amerika Serikat.
Baca Juga: Situasi di Hong Kong Tegang Usai Bentrokan di Akhir Pekan
Carrie Lam yang tersudutkan menyatakan ingin mundur dari jabatannya setelah meminta maaf kepada warga Hong Kong.
"Jika saya punya pilihan, hal pertama yang ingin saya lakukan adalah berhenti, setelah menyampaikan permintaan maaf yang mendalam," ungkap Carrie Lam.
Diketahui, Hong Kong bergejolak sejak Juni 2019 setelah warga memprotes cara pemerintah menangani RUU esktradisi.
Hukum telah ditangguhkan, tetapi pemimpin Hong Kong tak sanggup mengatasinya. Para pengunjuk rasa telah memperluas tuntutan yang mencakup penarikan lengkap proposal dan konsesi yang ditolak pemerintah.
Berbagai demonstrasi telah menghancurkan kota. Sementara itu, Carrie Lam mengatakan pemerintah Beijing belum memberikan batasan waktu untuk mengatasi kerusuhan hingga perayaan Hari Nasional pada 10 Oktober mendatang.
Baca Juga: Mengenal Sosok 2 Aktivis Milenial Hong Kong yang Ditakuti China
Dia juga mengungkapkan, China 'sama sekali' tidak punya rencana untuk mengirimkan pasukan tentara ke jalanan Hong Kong.
Para pemimpin dunia pun menunggu apakah Cina akan mengirim pasukan militer untuk menghentikan konflik, seperti yang terjadi saat kerusuhan Tiananmen di Beijing beberapa tahun lalu.