Mengenal Sosok 2 Aktivis Milenial Hong Kong yang Ditakuti China

Bangun Santoso Suara.Com
Senin, 02 September 2019 | 12:57 WIB
Mengenal Sosok 2 Aktivis Milenial Hong Kong yang Ditakuti China
Joshua Wong dan Agnes Chow dua aktivis milenial Hong Kong. (AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Dilansir dari BBC News, Joshua Wong memperoleh gelar Ilmu Politik dan Administrasi Publik di universitas terbuka di Hong Kong. Ia terjun ke dunia politik saat menginjak usia 14 tahun. Aksi demonstrasi pertama yang ia ikuti adalah menentang rencana pembangunan jalur kereta api berkecepatan tinggi yang menghubungkan Hong Kong dengan daratan China.

Hingga dua tahun kemudian Wong mendirikan kelompok aktivis mahasiswa Hong Kong bernama Scholarism.

Agnes Chow

Aktivis milenial Hong Kong Agnes Chow. (AFP)
Aktivis milenial Hong Kong Agnes Chow. (AFP)

Sama seperti Wong, Agnes Chow adalah aktivis muda dan baru berumur 22 tahun. Ia juga tercatat sebagai salah satu anggota Partai Demosisto. Ia juga tercatat sebagai mantan juru bicara kelompok aktivis mahasiswa Hong Kong, Scholarism.

Baca Juga: Demonstran Hong Kong Blokir Bandara, Sejumlah Penerbangan Dibatalkan

Pada awal 2018, Chow pernah ikut dalam pemilihan Dewan Legislatif. Namun gadis cantik itu didiskualifikasi karena dituduh sebagai pro demokrasi yang juga pernah ikut dalam aksi demo Umbrella Movement pada tahun 2014.

Chow mulai terjun sebagai aktivis pada usia 15 tahun. Di mana pada 2012 ia untuk pertama kalinya turun ke jalan untuk berunjuk rasa menentang pemerintah. Hingga ia kemudian mengenal Joshua Wong.

Perempuan bernama lengkap Agnes Chow Ting ini ditangkap di rumahnya oleh polisi Hong Kong.

Dikutip dari VOA, polisi Hong Kong telah menangkap sekitar 900 pengunjuk rasa sejak demonstrasi dimulai pada Juni lalu untuk menghentikan RUU ekstradisi yang kini dibatalkan. Legislasi tersebut akan memungkinkan tersangka penjahat dikirim ke China Daratan untuk diadili.

Protes-protes yang secara umum berlangsung damai itu telah berubah menjadi gerakan menuntut reformasi demokrasi, dan belakangan ini telah berubah menjadi kekerasan, di mana demonstran bentrok dengan polisi yang kadang-kadang menembakkan peluru karet dan gas air mata untuk membubarkan para aktivis.

Baca Juga: Bandara Hong Kong Digeruduk Ratusan Pengunjuk Rasa

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI