Papua Belum Aman, Warga Gome Pilih Mengungsi di Gereja

Minggu, 01 September 2019 | 21:24 WIB
Papua Belum Aman, Warga Gome Pilih Mengungsi di Gereja
Seorang warga mengamati Kantor Bea Cukai Papua serta sejumlah mobil yang terbakar saat berlangsungnya aksi unjuk rasa di Jayapura, Papua, Jumat (30/8/2019). [ANTARA FOTO/Indrayadi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Warga Distrik Gome Kabupaten Puncak, Papua masih belum berani pulang ke rumahnya masing-masing. Alasannya, kondisi terkini perbatasan di perkampungan mereka masih dijaga aparat keamanan untuk menyisir kelompok bersenjata Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB).

Hal itu diungkap Torius Tabuni, warga sekaligus relawan bagi para pengungsi di Gome. Bahkan, kata dia, hingga Minggu (1/9/2019), banyak warga tetap bertahan di Kantor Klasis Gereja Kemah Injil Indonesia atau GKII di Kampung Yenggernok, Distrik Gome.

"(Warga masih memilih mengungsi,] karena batas-batas Distrik Gome dikuasai oleh aparat keamanan. Sejauh ini, pasokan pangan bagi pengungsi tersedia. Kami akan berusaha agar para pengungsi tidak kekurangan makan,” kata Torius Tabuni seperti dikutip dari Jubi--jaringan Suara.com.

Torius Tabuni menyatakan jumlah warga Distrik Gome yang mengungsi ke Kampung Yenggernok semakin banyak, berasal dari sepuluh kampung di sana. Jumlah tenda darurat yang didirikan di halaman Kantor Klasis GKII di Kampung Yenggernok sudah bertambah menjadi enam unit. Sebagian pengungsi lainnya akhirnya menumpang di rumah warga di Yenggernok.

Baca Juga: Sempat Sakit, Tri Susanti Provokator Mahasiswa Papua Siap Diperiksa Besok

Torius Tabuni menyatakan para pengungsi masih takut pulang, karena aparat keamanan masih menyisir wilayah Distrik Gome untuk mengejar kelompok bersenjata Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) yang dipimpin Goliat Tabuni dan Anton Tabuni.

“Kalau aparat keamanan sudah kembali ke kabupaten, dan TPNPB sudah tidak ada di kampung, baru masyarakat bisa kembali ke kampung,” kata Torius.

Seorang aktivis kemanusiaan yang berdomisili di Ilaga, Ibu kota Kabupaten Puncak, Ceva Anam menyatakan sejak 24 Agustus 2019 lalu aparat keamanan terus didatangkan ke Distrik Gome.

"Mereka mengejar kelompok bersenjata. Sejumlah aparat keamanan di Sinak juga ditarik ke Ilaga, bersiap ke Gome,” kata Anam.

Ketika dikonfirmasi melalui layanan pesan Whatsapp, Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol CPL Eko Daryanto menyatakan belum menerima update terkait informasi adanya penyisiran sejumlah kampung di Distrik Gome, Puncak.

Baca Juga: Soal Kerusuhan Papua, Jubir Prabowo Sebut Wiranto Pemecah Belah

“Kami belum terima update,” tulis Eko singkat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI