Suara.com - Ricuh berkepanjangan terus terjadi di Papua sebagai imbas dari kejadian rasialisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya beberapa waktu lalu. Anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra Andre Rosiade mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk segera berkantor di Papua demi menyelesaikan masalah.
Bukan hanya Jokowi yang diusulkan Andre, akan tetapi juga jajaran kabinet Indonesia Kerja. Usulan Andre itu tidak terlepas dari peroleh suara Jokowi di Pilpres 2019 yang disebutnya hingga 90 persen.
"Saya usulkan pak @jokowi dan jajaran kabinetnya segera berkantor di Papua. Sebagai pemenang lebih 90 persen Pilpres 2019 di Papua tentu bisa menyejukkan susana di Papua," kata Andre melalui akun Twitternya @andre_rosiade pada Jumat (30/8/2019).
Anggota DPR RI terpilih dari Dapil Sumatera Barat tersebut juga membayangkan Jokowi mau melakukan blusukan di Papua untuk berdialog. Konsep blusukan yang dibayangkan itu dilakukan Jokowi dengan menggunakan sepeda motor sambil berboncengan bersama sang istri, Iriana Jokowi.
Baca Juga: Susul Tri Susanti, Polda Jatim Tetapkan Tersangka Baru Kasus Rasis Papua
"Apalagi kalau bapak blusukan naik motor bersama ibu Iriana. Selain itu sekalian latihan kan katanya mau pindah ibu kota," tandasnya.
Kericuhan yang terjadi di Papua turut berimbas pada gangguan telekomunimasi. Bahkan, 313 Base Transceiver Station (BTS) milik Telkomsel tidak beroperasi maksimal.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Semuel Abrijani Pangerapan mengonfirmasi hal tersebut, Jumat (30/8/2019).
Menurut lelaki yang karib disapa Semmy itu, lumpuhnya ratusan BTS Telkomsel mengakibatkan putusnya layanan SMS dan telepon di Papua untuk sementara waktu. Selain itu, kata Semmy, pihak Telkomsel juga bergegas untuk memperbaiki gangguan tersebut.
"Mereka (Telkomsel) laporan ke saya bahwa ada 313 BTS yang tidak berfungsi dan sampai saat ini sedang diperbaiki," terangnya.
Baca Juga: Buntut Kericuhan Papua, 313 BTS Telkomsel Alami Gangguan
Sayangnya, ia mengaku baru menerima laporan gangguan dari Telkomsel saja. Sementara operator lainnya masih belum memberikan kabar terbaru mengenai akses telekomunikasi di ujung timur Nusantara itu.