Suara.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil istri Setya Novanto Deisti Astriani untuk diperiksa sebagai saksi terkait kasus dugaan korupsi proyek e-KTP pada Jumat (30/8/2019), hari ini.
Kabag Pemberitaan dan Publikasi KPK Yuyuk Andriati mengatakan, penyidik akan menggali keterangan Deisti untuk tersangka Paulus Tannos, Direktur Utama PT. Sandipala Arthaputra.
"Dipanggil sebagai saksi untuk tersangka PLS (Paulus Tannos)," kata Kabag Pemberitaan dan Publikasi KPK Yuyuk Andriati, Jumat (30/8/2019).
KPK juga telah memeriksa kedua anak mantan Ketua DPR itu yakni Rheza Herwindo dan Dwina Michaella pada Kamis (29/8/2019) kemarin.
Baca Juga: Senyum dan Kecupan Lembut Setya Novanto untuk Deisti
Sebelumnya, Wakil Ketua KPK Saut Situmorang menyebut, kembali menetapkan empat orang tersangka. Mereka adalah anggota DPR RI Miriam S Hariyani dan, Isnu Edhi Wijaya, Direktur Utama Perum Percetakan Negara RI.
Kemudian Husni Fahmi, Ketua Konsorsium PNRI sekaligus Ketua Tim Teknis Teknologi Informasi Penerapan e-KTP; dan Paulus Tannos, Direktur Utama PT Sandipala Arthaputra.
"Perkembangan proses penyidikan dan mencermati fakta yang muncul di persidangan. KPK menemukan permulaan yang cukup tentang keterlibatan pihak lain dan menetapkan empat orang tersangka," kata Saut di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (13/8/2019).
Belum lama ini, KPK juga telah menahan tersangka anggota DPR RI Markus Nari. Markus akan segera disidangkan di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta Pusat.
Dalam kasus ini, total ada delapan orang yang sudah dikirim KPK ke penjara terkait kasus korupsi E-KTP. Mereka adalah Irman, Sugiharto, Anang Sugiana Sudihardjo, Setya Novanto, Irvanto Hendra Pambudi Cahyo, Andi Narogong dan Made Oka Masagung.
Baca Juga: Saat Setya Novanto Kangen Deisti Astriani di Rutan KPK
Dari pengembangan kasus itu, KPK turut menjerat Markus Nari sebagai tersangka terkait kasus pengadaan paket penerapan E-KTP. Ia resmi ditahan KPK sejak tanggal 1 Maret 2019 lalu.