Sindir Kebijakan Australia soal Papua, Iklan Ini Malah Kena Blokir

Kamis, 29 Agustus 2019 | 08:10 WIB
Sindir Kebijakan Australia soal Papua, Iklan Ini Malah Kena Blokir
Iklan satire yang kena blokir. (Facebook)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di media sosial beredar video produksi perusahaan Australia yang mengangkat tema soal Papua Barat.

Video itu tersebar bersamaan dengan isu rasisme yang menimpa warga Papua, khususnya mereka yang ada di Jawa Timur belum lama ini.

Seperti narasi yang diunggah akun Facebook Dandhy Dwi Laksono, iklan satire buatan Australia justru tidak bisa ditonton oleh warga Indonesia.

Pemerintah Indonesia disebut telah memblokir tayangan itu dari YouTube. Padahal sejatinya, iklan ini merupan sindiran terhadap pemerintah Australia yang berdalih mendukung kebebasan Papua Barat.

Baca Juga: Kerusuhan Beruntun di Papua Barat, Total 26 Kasus Diselidiki Polisi

"Iklan satire ini diproduksi thejuicemedia.com yang berbasis di Australia. Tapi iklan ini diblok oleh YouTube agar tidak bisa ditonton di Indonesia. Menurut pihak The Juice Media, permintaan itu datang dari pemerintah Indonesia. Padahal iklan ini menyindir kebijakan luar negeri pemerintah Australia dalam masalah Papua, tapi yang tersinggung Indonesia," tulis Dandhy Dwi Laksono.

Singkatnya, iklan tersebut memromosikan Papua Barat yang dikenal indah dan kaya akan hasil bumi. 

"Kunjungilah Papua Barat, tambang tembaga terfavorit di Indonesia. Pusatnya pulau-pulau cantik dan hutan-hutan yang berlum dijamah. Penduduk yang ramah dan terpenting tambang tembaga dan emas terbesar di dunia," kata bintang iklan.

Lalu ia memberikan sindiran kepada pemerintah Australia yang selama ini pro Papua Barat dan menolak intervensi pemerintah Indonesia.

"Itulah mengapa pemerintah Australia di sini. Kita akan membantu 'teman' mengusir penduduk asli dari tanah mereka agar 'teman' yang lain bisa mengeruk keuntungan. Karena yang bisa menjajah merampok kekayaan alam dan menyisakan remah-remah adalah penduduk asli, kami orangnya," kata wanita itu sambil menunjuk dirinya sendiri.

Baca Juga: Kapolri: Penambahan Pasukan ke Papua Barat dan Nduga Bukan karena Kerusuhan

Sejarah saat Papua Barat menuntut referendum 1969 tentang status wilayah ke PBB pun diungkit. Di sanalah, Australia mengambil peran.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI