TNI Tuding Kantor Berita Reuters Sebar Hoaks Korban Meninggal di Papua

Kamis, 29 Agustus 2019 | 06:23 WIB
TNI Tuding Kantor Berita Reuters Sebar Hoaks Korban Meninggal di Papua
ILUSTRASI - Rakyat Papua di Deiyai saat duduki kantor bupati, 26 Agustus 2019. [Yuli Mote for SP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Akun twitter resmi Pusat Penerangan Tentara Nasional Indonesia atau Puspen TNI menuding pemberitaan Kantor Berita Reuters terkait kematian enam masyarakat sipil di Kabupaten Deiyai, Papua pada Rabu (28/8/2019) sebagai berita bohong alias hoaks.

Dalam cuitan tersebut, akun @Puspen_TNI mengunggah sebuah tangkapan gambar atau screenshot berita dari Kantor Berita Reuters yang berjudul "Six killed as Indonesian forces fire on protesters in Papua - recident" yang berarti "Enam tewas ketika pasukan Indonesia menembaki demonstran di Papua". Berita itu tayang pada Rabu (28/8/2019) pukul 14.15 WIB.

Di dalam tangkapan gambar itu, @Puspen_TNI juga memberikan tulisan berwarna merah "jangan mau dibelah provokasi asing!!! Bangsa lain ga seneng Indonesia bersatu. Tetap jaga persatuan kawan!!!" lengkap dengan tulisan "HOAX".

Kemudian di keterangan foto tersebut, @Puspen_TNI mengimbau kepada pengikutnya (followers) untuk tidak mudah termakan hoaks seperti Kantor Berita asal London, Inggris tersebut.

Baca Juga: Kerusuhan di Deiyai, Polisi Rilis Daftar Korban dari Aparat Keamanan

"Hati2 dengan berita HOAX ya tweepss, jangan mau terprovokasi mari bersama jaga NKRI #HoaxItuJahat #SaringSebelumSharing," tulis akun twitter @Puspen_TNI dikutip Suara.com, Kamis (29/8/2019).

Dalam isi beritanya, Reuters mengutip informasi dari laman Suarapapua.com yang menyebut sebanyak 6 warga Papua meninggal dunia dan dua orang lainnya mengalami luka saat melakukan aksi di Kantor Bupati Deiyai, Waghete II, Tigi, Deiyai, Papua pada Rabu (28/8/2019).

Suara.com juga memberitakan hal yang sama dengan Reuters. Pemimpin redaksi Suarapapua.com Arnold Belau yang memiliki akses di Kabupaten Deiyai mengabarkan bahwa terdapat enam korban sipil yang meninggal dunia sementar dua orang terluka ialah Elis Mote dan Agus Mote.

“Dua yang terluka, Elis Mote dan Agus Mote. Sedangkan 6 demonstran yang meninggal belum bisa teridentifikasi,” kata Arnold Belau, Pemimpin Redaksi Suarapapua.com kepada Suara.com, Rabu (28/8/2019) 17.00 WIB.

Ia menuturkan, reporter Suarapapua.com masih mencoba melakukan verifikasi lanjutan di lokasi kejadian, namun terkendala keamanan.

Baca Juga: Anggota TNI AD Tewas Kena Panah di Deiyai, Moeldoko: Ada Provokator

“Kami masih melakukan verifikasi, tapi mengalami kendala karena situasinya mencekam di Deiyai,” tukasnya.

Sejumlah pemberitaan hasil reportase dari lokasi kejadian juga belum bisa diunggah sebagai pemberitaan karena terkendala jaringan internet yang kembali diputus oleh pemerintah.

“Internet di Papua putus lagi. Terutama di Kota Jayapura. Jadi, kami belum bisa up to date ke situs Suara Papua,” kata Arnold.

Kronologi versi Suarapapua.com

Sebelumnya diberitakan, aksi damai rakyat Papua untuk mengecam rasisme di Deiyai, Provinsi Papua, Rabu (28/8/2019) hari ini berakhir dengan berondongan senjata aparat. Sedikitnya 6 orang demonstran dikabarkan tewas. Sementara 2 lainnya luka-luka.

Hal tersebut diakui Agus Mote, Juru Bicara KNPB Wilayah Deiyai ketika dihubungi via telepon oleh Suarapua.com.

"Barusan massa menuju ke kantor Bupati Deiyai mau minta bupati menandatangani pernyataan bersama. begitu mau masuk kantor, tiba-tiba aparat dari TNI dan Polri mengeluarkan rentetan tembakan," kata Agus Mote.

Ia menuturkan aksi yang digelar itu bernuansa damai. Rakyat Papua hanya menyampaikan aspirasi dan bupati setempat juga menyambut massa.

"Tapi tiba-tiba mereka mengeluarkan tembakan dari dalam kantor bupati," katanya.

Hingga kekinian, seperti dilaporkan Suarapapua.com, situasi di Deiyai masih memanas.

"Saat dihubungi, terdengar rentetan tembakan. rakyat Berhamburan melarikan diri ke hutan-hutan," tulis Suarapapua.com.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI