Ibu Kota Baru Bisa Dirudal China? Eks Panglima TNI Sekakmat Tengku Zul

Rabu, 28 Agustus 2019 | 19:29 WIB
Ibu Kota Baru Bisa Dirudal China? Eks Panglima TNI Sekakmat Tengku Zul
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. (Suara.com/Ummi Hadya Saleh)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko ikut memberikan pernyataan sekakmat untuk menanggapi klaim Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Tengku Zulkarnain, yang  menilai ibu kota baru RI di Kalimantan Timur mudah diserang Republik Rakyat China pakai rudal.

Moeldoko yang merupakan mantan Panglima TNI menuturkan, pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur sudah melalui kajian dari berbagai aspek, termasuk dari sisi pertahanan.

Bahkan, dirinya ikut memberi masukan kepada Jokowi dari sisi pertahanan.

"Rencana ibu kota baru itu sudah dipikirkan dari berbagai aspek, termasuk aspek pertahanan. Saya sendiri beri pandangan dari sisi pertahanan," ujar Moeldoko di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (28/8/2019).

Baca Juga: Tengku Zul Sebut Ibu Kota Baru Gampang Dirudal, Istana Beri Jawaban Menohok

Persoalan keamanan, kata dia, pemerintah juga mempertimbangkan aspek kemajuan teknologi persenjataan. Hasilnya, tak ada ancaman seperti yang diklaim Tengku Zulkarnain.

"Jadi cara mengukurnya bukan seperti itu. Kalau nanti dengan teknologi baru, rudal  jelajah itu mau di mana saja bisa dilewati. Jadi menurut saya, kajian ke arah sana sudah dipikirkan secara baik," kata dia.

Melalui kajian itu juga, Moeldoko menuturkan Kaltim adalah tempat paling cocok untuk dibangun kompleks pemerintahan nasional.

"Jakarta, kalau ada pertempuran kota, terlalu sempit. Banyak gedungnya, sulit. Dari sisi lindung tembak, Kalimantan memadai,” jelasnya.

Pun kalau ada perang berkepanjangan, Kalimantan mumpuni karena konturnya  yang masih banyak hutan sehingga bisa digunakan untuk pertahanan.

Baca Juga: Jajal Moge Super Langka, Tengku Zul: Asyik, Tapi Mending Bangun Pesantren

”Dan, kita punya keunggulan tentara, Kopassus, metode perang hutannya sangat diakui. Makanya negara lain mau belajar dari Indonesia. Tapi ya kita juga harus hati-hati," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI