Dihujat karena Sebut Indonesia Negara Miskin, Bos Taksi Malaysia Minta Maaf

Rabu, 28 Agustus 2019 | 16:23 WIB
Dihujat karena Sebut Indonesia Negara Miskin, Bos Taksi Malaysia Minta Maaf
Akun Facebook bos taksi Malaysia. (Facebook)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Shamsubahrin Ismail, pendiri perusahaan Big Blue Taxi Services menyampaikan permohonan maaf kepada warga Indonesia.

Dalam sebuah konferensi pers, pria yang viral itu mengaku dibanjiri hujatan dari orang Indonesia lewat pesan WhatsApp dan media sosial.

Mereka mengekspresikan kemarahan dan kekecewaan atas ucapan yang dilontarkan bos taksi tersebut.

Dikutip dari Malaymail, Shamsubahrin mengaku mencintai Indonesia, meski akhir-akhir ini ia mendapat protes dari warga Indonesia.

Baca Juga: Sebut Negara Miskin, Bos Taksi Malaysia Diserbu Warganet Indonesia!

"Indonesia ada di hati saya, rakyat Indonesia ada di hati saya. Saya mendapat banyak pesan yang masuk ke ponsel saya dari orang Indonesia dan pengendara Go-Jek. Saya masuk dalam grup pengendara Go-Jek dan Grab Indonesia," ungkapnya.

Lebih lanjut, ia membernarkan pernyataan sebelumnya setelah membaca laporan kondisi ekonomi Indonesia.

Namun masalah muncul setelah ia menyebut Indonesia sebagai negara miskin. Untuk itu, ia ingin menyampaikan permintaan maaf

"Masalah yang muncul sekarang adalah saya mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa orang Indonesia miskin seperti dalam laporan. Saya meminta maaf atas pernyataan saya yangmenyebut Indonesia sebagai negara miskin," terangnya.

Diketahui sebelumnya, Shamsubahrin Ismail menolak kebijakan Menteri Pemuda dan Olahraha Syed Saddiq yang memberikan izin kepada Gojek untuk beroperasi di Malaysia.

Baca Juga: Viral Bos Taksi Sebut Indonesia Miskin, Kedubes Malaysia akan Dikepung

Ia menganggap Gojek tidak bisa menjamin kehidupan pemuda Malaysia. Ia lantas membandingkan budaya Indonesia dan Malaysia hingga terlontar kata-kata Indonesia miskin.

"Gojek berhasil di Indonesia karena angka kemiskinan mereka sangat tinggi, tidak seperti di Malaysia,

"Juga budaya mereka berbeda. Di Indonesia, perempuan bisa memeluk pengemudi, tetapi bagaimana di Malaysia? Apakah kita ingin perempuan-perempuan kita memeluk ojek?" ujarnya seperti yang dikutip dari Free Malaysia Today, Jumat (23/8/2019).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI