Umat Kristen Gelar Kebaktian Tutup Peti Mati di Halaman Masjid Jakpus

Rabu, 28 Agustus 2019 | 15:23 WIB
Umat Kristen Gelar Kebaktian Tutup Peti Mati di Halaman Masjid Jakpus
Upacara Tutup Peti di Depan Masjid. (Facebook)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Potret toleransi antarumat beragama ditunjukkan warga Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat hingga jadi perbicangan hangat di dunia maya.

Aksi toleransi itu terjadi saat seorang warga setempat yang beragama Kristen meninggal dunia.

Namun, jenazah yang sudah ditempatkan dalam peti mati itu tak bisa dibawa ke rumah duka untuk prosesi kebaktian. Sebab, rumahnya berada di dalam gang sempit.

Alhasil, keluarga dan umat Kristen yang hendak melakukan kebaktian dipersilakan memakai halaman masjid setempat.

Baca Juga: Wujud Toleransi, Umat Muslim Salat Idul Adha di Depan Gereja Koinonia

Informasi tersebut awalnya dibagikan oleh Jeferson Goeltom lewat laman Facebook.

Berdasar foto yang diunggah, tampak sejumlah orang yang duduk menghadap peti jenazah warga beragama Kristen tersebut. Sementara seorang pendeta, khidmat memimpin kebaktian.

Jeferson Goeltom menuliskan saat itu tengah dilaksanakan upacara kebaktian tutup peti jenazah istri dari keponakannya.

"Indahnya Harmoni dan Toleransi di Cempaka Putih. Hari ini mengikuti kebaktian tutup peti, dimana istri keponakan meninggal dunia," tulisnya, Senin (26/8/2019).

Kebetulan kondisi saat itu tidak memungkinkan untuk membawa peti ke rumah mendiang yang ada di gang sempit.

Baca Juga: Cerita Gereja dan Masjid Agung Malang 150 Tahun Memelihara Toleransi

Beruntung, warga setempat memberikan izin untuk melakukan upacara tutup peti di depan masjid.

"Karena satu hal lokasi rumah di gang sempit dan peti tidak masuk bisa masuk ke dalam rumah, ada kejadian luar biasa yang kami rasakan karena diizinkan beribadah di depan masjid," terangnya.

Upacara Tutup Peti di Depan Masjid. (Facebook)
Upacara Tutup Peti di Depan Masjid. (Facebook)

Mendapat perlakuan tersebut, Jeferson Goeltom pun mengucapkan terima kasih kepada warga setempat. Ia pun merasakan makna dari tolerasi yang sesungguhnya.

"Terima kasih saudaraku pengurus masjid dan masyarakat di sekitar atas bantuan dan 'Toleransi yang Super Tinggi'. Kiranya Tuhan memberkati dan melindungi serta memberikan berkah yang indah untuk kalian semua. Love you all," tandasnya.

Potret toleransi yang diunggah itu pun langsung dibanjiri like dan komentar dari warganet. Banyak dari mereka yang memberikan komentar pujian seperti berikut ini.

"Indahnya kesatuan Indonesia, meskipun berbeda tetapi saling menghargai," kata Mary Lee.

"Inilah NKRI, karena kita adalah persatuan Indonesia," tulis Lili E. Andriani.

"Inilah Indonesia yang sebenarnya. Perbedaan tidak menjadikan perpecahan. Kadang, orang-orang yang tidak suka dengan hal seperti ini yang akan menjadi biang keladi dari perpecahan," balas Melysa Innosensia Citienjk.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI