Suara.com - Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid, meminta pemerintah terbuka soal rencana pemindahan ibu kota baru.
Salah satu yang harus diketahui publik, kata dia, mengenai lahan yang akan dipakai dalam membangun pusat pemerintahan di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Hal itu disampaikan Jazilul sekaligus untuk menjawab adanya polemik terkait keberadaan lahan di lokasi ibu kota baru yang disebut-sebut dimiliki oleh Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan adiknya Hashim Djojohadikusomo.
Jazilul sendiri mengaku tidak mengetahui persis lahan yang dimaksud dimiliki oleh Prabowo dan Hashim tersebut. Hanya saja ia ingin pemerintah lebih terbuka soal lahan agar tidak menimbulkan kecurigaan.
Baca Juga: Prabowo Punya Tanah di Ibu Kota Baru RI? Politikus Demokrat Bilang Begini
"Jadi mulai hari ini dibuka saja, terbuka mulai perencanaannya, lahannya tidak ada yang ditutup-tutupi," kata Jazilul di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (28/8/2019).
Ia juga tak mempermasalahkan jika nantinya Prabowo maupun Hashim akan menyerahkan lahan miliknya untuk pembangunan ibu kota baru. Namun yang jadi soal ialah jika hal tersebut meninggalkan kesan kecurigaan adanya kongkang-lingkong.
"Ya emang kenapa kalau lahannya Pak Hashim diserahkan enggak ada masalah kan menjadi tanggung jawab. Yang bermasalah itu kan kalau ada kecurigaan bahwa ada kongkalikong artinya ada keuntungan kepada seorang tertentu. Ini kalau clear enggak ada masalah ya enggak ada soal oke diputuskan oleh DPR juga kan," kata Jazilul.
Diberitaka sebelumnya, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto disebut-sebut memiliki lahan di lokasi ibu kota baru, yakni di Provinsi Kalimantan Timur. Namun polemik keberadaan lahan eks capres 2019 itu langsung dibantah.
Juru Bicara Prabowo Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, lahan di Kaltim yang belakangan diperbincangkan bukan kepunyaan Prabowo, melainkan milik sang adik, Hashim Djojohadikusumo melalui Arsari Group.
Baca Juga: Ada Lahan Prabowo di Ibu Kota Baru, Gerindra: Apa pun Beliau Siap Berikan
"Bukan (milik Prabowo) tapi milik Arsari Group milik Pak Hashim," kata Dahnil saat dikonfirmasi, Selasa (27/8/2019).