Ia mengaku tiba-tiba kedatangan polisi di sekolahnya yang kemudian meminta pelajar Papua untuk membacakan teks dalam selembar kertas.
"Siang ini kami kedatangan 4 polisi di sekolah kami, mereka meminta kami untuk isi biodata lengkap dan mereka memoto kami,"
"Mereka kemudian membawa 3 kertas dan di tulisan kertas itu, Pace Mace Kami Papua Kami Indonesia NKRI Harga Mati, setelah itu polisi suruh kita baca tulisan iyu sambil direkam sama polisi," katanya.
Soal foto dan video yang tersebar, pelajar tersebut mengaku dipaksa oleh gurunya. Guru tersebut lantas mengatakan kalau rekaman itu akan diviralkan sehingga membuat mereka takut.
Baca Juga: Rudiantara Tak Datang, Kominfo Tetap Jelaskan Blokir Internet Papua ke ORI
"Pas pengambilan video saya ikut itu pun dipaksa sama guru saya. Setelah itu pas pak guru saya suruh foto yang kedua kalinya lagi langsung bilang ayo anak-anak foto lagi ini mau diviralkan kata pak guru saya."
"Dan langsung saya keluar dari kantor setelah mendengar kata itu, dan saya pun lari ke kelas menangis. Karena saya takut, karena pas saat pengambilan video, 4 polisi yang di mana 1 memakai baju bisa seperti intel memperhatikan sata terus, akhirnya saya keluar dari kantor," demikian keterangan yang dituliskan pelajar Papua.