Sedangkan Harian Die Welt menyoroti sejarah Jakarta dan menulis:
Bagi ibu kota Jakarta yang didirikan 1527 (yang asal katanya berarti kemenangan besar) berakhirlah sejarah selama lebih setengah abad.
Penguasa kolonial Belanda sempat mengubah namanya menjadi Batavia. Sejak 1942, nama yang lama digunakan kembali.
Pemindahan ibu kota diperkirakan akan menelan dana sampai 30 miliar Euro. Jakarta menurut rencana tetap akan menjadi pusat keuangan. Pemerintah sekarang berharap akan meraup dana dari penjualan gedung-gedung pemerintahan.
Baca Juga: CEK FAKTA: Gempa 4,8 SR Guncang Daerah Calon Ibu Kota Baru, Benarkah?
Harian die tageszeitung (taz) dalam laporan yang berjudul "Pindah ke Borneo" menulis:
Sudah diputuskan dan diumumkan: Ibu kota Indonesia akan dipindahkan. Jakarta dengan hampir 11 juta penduduk, dengan kepadatan penduduk sampai 1500 orang per kilometer kuadrat, terletak di Pulau Jawa yang sudah kepadatan penduduk, dan harus berjuang dengan berbagai masalah urbanisasasi yang tidak habis-habis.
Kota ini setiap tahun tenggelam 20 sentimeter. Karena beban pembangunan di atas tanahnya, karena air tanahnya terkuras dan karena naiknya permukaan laut.
Kualitas udara di Jakarta juga termasuk yang paling buruk di dunia. Setiap hari 10,7 juta kendaraan, termasuk delapan juta motor, menjejali jalan-jalan. Lokasi yang baru lebih aman dari gempa, tsunami dan ledakan gunung berapi, kata Widodo.
Padahal di sana juga sekarang ada masalah ekologi. Dengan kecepatan yang sulit dibayangkan, hutan tropisnya yang berusia ribuan tahun selama beberapa dekade terakhir ditebangi untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit.
Baca Juga: Jokowi Sebut Kaltim Ibu Kota Baru, JK: DPR dan Pemerintah yang Memutuskan
Pemindahan direncanakan mulai 2024. Yang akan pindah awalnya hanya sekitar 220.000 politisi. Karena Jakarta tetap akan menjadi pusat perekonomian.