Suara.com - Ketua Fraksi PSI Idris Ahmad mengaku akan mengembalikan pin emas tanda anggota DPRD DKI Jakarta periode 2019-2024 yang dibagikan pada Selasa (27/8/2019), hari ini. Pin ini menjadi kontroversi karena memakan anggaran hingga Rp 1,3 miliar.
Menurut Idris, pin emas seberat 12 gram itu hanya buang-buang anggaran DPRD DKI yang berasal dari rakyat.
"Sikap kami jelas dari awal bahwa pin emas itu hanya menghabiskan anggaran, tidak efisien," kata Idris di Gedung DRPD DKI, Selasa (27/8/2019).
Dia menambahkan, PSI sudah meminta Sekretaris Dewan untuk mengganti pin emas itu dengan pin berbahan dasar kuningan.
Baca Juga: 8 Kader PSI di DPRD DKI Jakarta Janji Jaga Uang Rakyat dari Tikus Anggaran
"Sudah kami ajukan ke Sekwan mungkin hari ini atau besok baru diantarkan, kami minta kuningan, kemarin kami cek di Pasar Senen itu sekitar Rp 50 ribu harganya," tegasnya.
Pin emas ini menjadi polemik karena mendapatkan tanggapan pro-kontra dari para anggota Dewan. Pin ini dianggap terlalu berlebihan karena menggunakan bahan emas.
PSI menyatakan menolak dan meminta bahan lain yang lebih murah untuk pin tersebut. PAN diimbau untuk menggunakannya setelah rakyat Jakarta sejahtera. Sementara PDIP mengaku akan menerimanya.
Sebelumnya, DPRD DKI Jakarta mengadakan pembuatan pin untuk tiap anggotanya di periode 2019-2024. Nilai anggarannya bahkan mencapai Rp 1,3 miliar untuk atribut yang terbuat dari emas itu.
Sekretaris Dewan (Sekwan) Muhammad Yuliadi mengatakan tiap anggota akan diberikan dua pin. Total berat pin emas yang didapatkan anggota legislatif DKI terpilih itu seberat 12 gram.
Baca Juga: PSI Soal Pin Emas DPRD: Zulhas Sudah Lama Nikmati Penghamburan Uang Rakyat
"Masing-masing mendapakan dua pin seberat 7 gram dan 5 gram dari emas 22 karat," ujar Yuliadi saat dihubungi, Selasa (20/8/2019).