Suara.com - Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror meringkus dua terduga teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Jawa Timur. Keduanya adalah Hari Setiawan dan Beni Luqman Hakim yang dicokok di tempat yang berbeda pada Kamis (22/8/2019) lalu.
Penangkapan terhadap Hari dilakukan di Dusun Batu Lengger, Desan Bira Tengah, Sampang, Madura pada pukul 15.06 WIB. Diketahui, Hari merupakan amir alias pimpinan JAD Madura selaku koordinator bidang hisbah.
"Dia amir (pemimpin) JAD Madura dan Koordinator Bidang Hisbah," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Senin (26/8/2019).
Sementara, Beni dicokok di Jalan Raya Blimbing, depan apotek Kimia Farma, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, sekitar pukul 18.20 WIB. Diketahui, Beni merupakan amir alias pimpinan JAD Lamongan, Jawa Timur.
Baca Juga: Terduga Teroris Mencuri di Toko Emas untuk Mencari Dana Pembuatan Bom
Dedi menjelaskan, Hari dan Beni sempat hadir dalam persamuhan amir JAD se- Jawa Timur pada 12 Mei 2018. Persamuhan tersebut berlangsung Islamic Center Balung Bendo, Sidoarjo, Jawa Timur.
"Pertemuan di Islamic Center Balong Bendo daerah Sidoarjo. Itu dilakukan satu hari sebelum tragedi Bom Surabaya," kata dia.
Dedi menyebut, Hari sempat mengikuti pelatihan dengan terduga teroris yang telah diringkus pada 2014 silam. Selain itu, Hari mengetahui rencana penyerangan polisi di Probolinggo, Jawa Timur.
"Keterlibatan (HS) pada 2014 daurah di Sengkaling Malang, Jawa Timur bersama Samsul Arifin alias Abu Umar (ditangkap 14 Mei 2018), Sutrisno alias Pak Tris (ditangkap 17 Mei 2018), Nurkholis alias Nur (ditangkap 17 Mei 2018), yang saat itu dimentori Abu Fida alias Abu Gar (ditangkap 19 Februari 2016) dari Ambon," papar Dedi.
Sementara, Beni pernah mengikuti pelatihan militer alias idad di Gunung Panderman, Kota Batu, Malang, bersama Romly (ditangkap 19 Februari 2016) dan Abu Fida.
Baca Juga: 3 Terduga Teroris Dibekuk Densus 88 di Blitar, Salah Satunya Penjaga Apotik
Kekinian, keduanya masih menjalani pemeriksaan secara intensif oleh pihak kepolisian. Lebih jauh, Dedi menyebut pihaknya masih melakukan pengembangan sebagai langkah mitigasi terhadap aksi terorisme.
"Kami terus kembangkan perkara kelompok tersebut, Densus lakukan langkah preventif dan memitigasi serangan teror," katanya.