Suara.com - Sebanyak 40 orang warga yang bermukim di kawasan transmigrasi lokal (translok) Desa Blang Lango, Kecamatan Seunagan Timur, Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh, Sabtu (24/8/2019) tengah malam terpaksa mengungsi ke desa asal mereka di Desa Sawang Manee dan desa lainnya setelah kawasan tersebut diamuk gajah.
"Sudah ada lahan kebun kelapa sawit dan tanaman pisang yang dirusak kawanan gajah, luas lahan yang rusak sementara mencapai 15 hektare," kata Kepala Desa Blang Lango, Kecamatan Seunagan Timur, Kabupaten Nagan Raya, Aceh, Oediyantri di Suka Makmue, Sabtu tengah malam.
Menurutnya, serangan gajah yang diperkirakan berjumlah lima ekor tersebut sudah terjadi sejak hampir satu pekan terakhir. Sehingga memaksa sebagian warga untuk tidak menetap di lokasi trasmigrasi karena khawatir ancaman terhadap keselamatan mereka.
Hingga Sabtu jelang dini hari, kawanan gajah tersebut masih berada di pemukiman warga di kawasan transmigrasi dan masih berkeliaran sambil merusak tanaman milik masyarakat setempat.
Baca Juga: Pasukan Gajah Bantu BBKSDA Riau Halau Kawanan Gajah Liar Masuk Permukiman
"Kami bersyukur karena tidak ada warga yang menjadi korban, akan tetapi harta benda masyarakat menjadi korban," sebut Oediyantri.
Ia mengakui serangan satwa liar yang terjadi di daerah tersebut selama ini sering terjadi dan sampai saat ini belum ada sama sekali penanganan serius dari Pemerintah Kabupaten Nagan Raya, Aceh maupun pihak terkait lainnya untuk mengatasi gangguan tersebut.
Sementara dari laporan terkini, sebanyak 12 ekor gajah liar hingga Sabtu sore masih berkeliaran di kawasan transmigrasi lokal (translok) Desa Blang Lango, Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh.
Akibatnya, masyarakat yang bermukim di kawasan tersebut masih ketakutan menempati rumah karena kawanan satwa liar tersebut masih terus merusak aneka palawija dan tanaman di perkebunan milik masyarakat.
"Sampai saat ini warga masih takut tidur di rumah transmigrasi karena pada malam hari, gajah-gajah tersebut berkeliaran di pemukiman warga," kata Oediyantri seperti dikutip Antara.
Baca Juga: Terkena Jerat, Anak Gajah Alami Luka Infeksi Parah di Aceh TImur
Tidak hanya itu, kawanan gajah juga sudah merusak seluas 15 hektare tanaman kelapa sawit dan tanaman pisang milik warga setempat.
Menurutnya, saat malam hari puluhan warga setempat terpaksa turun ke desa lain atau berkumpul di sebuah pondok agar terhindar dari gangguan gajah.
Hal ini disebabkan karena belasan ekor gajah liar tersebut berada di permukiman warga sambil memakan aneka tanaman di kebun di samping rumah.
"Kami sudah tidak tahu lagi kemana mengadu, gangguan gajah liar benar-sudah membuat masyarakat resah," katanya.
Pihaknya berharap Pemerintah Kabupaten Nagan Raya dan Pemerintah Aceh segera mengambil tindakan dan mencari solusi sehingga gangguan gajah tidak lagi dialami oleh masyarakat di daerah tersebut.