Suara.com - Monyet Merangsek ke Lahan Pertanian Warga, BKSDA Peringati Petani.
Musim kemarau menjadi titik nadir bagi lahan pertanian yang ada di Gunung Kidul. Terlebih ketika kemarau yang terjadi cukup berkepanjangan seperti yang terjadi di tahun 2019 ini. Pasokan air yang sudah sangat minim membuat lahan pertanian Kian menyempit.
Kali ini ini diperparah dengan semakin masifnya serangan kera atau monyet ekor panjang.
Kepala Balai konservasi sumber daya alam (BKSDA) Gunungkidul, Tugimayanto mengungkapkan serangan monyet ekor panjang (MEP) adalah persoalan klasik yang dihadapi oleh para petani ataupun warga Gunungkidul. Hampir setiap tahun serangan monyet ekor panjang selalu masuk merangsek ke lahan pertanian milik warga.
Baca Juga: Batasi Internet di Papua, Rudiantara: Kalau di Negara Lain Sudah Ditutup
Monyet ekor panjang merangsek masuk menyerang lahan milik warga untuk mengambil makanan berupa hasil pertanian. Biasanya tanaman pertanian yang diserang adalah jenis jagung dan juga kacang tanah. Dua jenis tanaman tersebut sangat disukai oleh kawanan monyet ekor panjang.
"Persoalan monyet menyerang pertanian warga selalu terjadi setiap musim kemarau. Dan sudah terjadi puluhan tahun,"tuturnya di Stasiun Flora Fauna Bunder, Patuk, Sabtu (24/8/2019).
Monyet ekor panjang sering merangsek lahan pertanian warga untuk mencari makanan karena persediaan mereka dalam hahitat alami di hutan-hutan sudah habis. Tanaman buah-buahan di habitat alami Monyet Ekor Panjang banyak yang mengering akibat pasokan air sudah tidak ada lagi.
Hingga akhir Agustus ini BKSDA telah mendeteksi setidaknya ada 25 titik di kabupaten Gunungkidul yang diserang oleh kawanan monyet ekor panjang pada musim kemarau kali ini. Serangan tersebut dimungkinkan akan semakin meluas mengingat kemarau yang terjadi di tahun ini diperkirakan lebih panjang.
"Namun, yang diserang ya di seputaran titik-titik itu saja,"ujarnya.
Baca Juga: Malang Diguncang Gempa Bumi Berkekuatan 4.3 SR
Berdasarkan informasi dari warga, kawanan monyet ekor panjang yang menyerang ke lahan pertanian jumlahnya sampai ribuan. Namun Tugimayanto membantah hal tersebut karena ia mendeteksi 1 kawanan monyet ekor panjang jumlahnya hanya puluhan tidak mencapai ratusan ataupun ribuan.