Suara.com - Founder Bhinneka Institute, Arya Sinulingga menyebut wacana pemindahan Ibu Kota sudah ada sejak era Presiden Soekarno.
Bahkan kajian pemindahan Ibu Kota kata Arya sudah lama ada di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
"Kajian mengenai pemindahan Ibu Kota itu sudah dari dulu banyak banget, yang namanya Bung Karno sudah bikin kajian juga. Di Bappenas kalau kita buka buku mengenai hasil kajian, banyaknya bukan main," ujar Arya dalam Polemik bertajuk 'Gundah Ibu Kota Dipindah' di Jakarta Pusat, Sabtu (24/8/2019).
Namun kata Arya, meski berkas hasil kajian yang hingga kini belum direalisasikan berjumlah sangat banyak, sehingga belum ada yang berani mengeksekusi hasil kajian pemindahan Ibu Kota tersebut.
Baca Juga: INDEF: Pemindahan Ibu Kota Baru Tak Merangsang Pertumbuhan Ekonomi Nasional
"Tapi tidak ada yang berani untuk mengeksekusi itu, banyak pertimbangan mengeksekusi, pertimbangan A dan sebagainya, padahal kajiannya lengkap. Jadi lebih kepada pertimbangan politik dan pertimbangan emosional, sedang teknisnya sudah siapa, teman-teman di (Kementerian) Dalam Negeri sudah siap, yakin saya. Bappenas soal teknis sudah siap," kata dia.
Karena itu, mantan Juru Bicara TKN Jokowi-Ma'ruf itu mengapresiasi keputusan Presiden Jokowi untuk mengeksekusi wacana pemindahan Ibu Kota. Pemindahan Ibu Kota kata Arya juga sudah disampaikan kepada DPR saat pidato kenegaraan
"Masalah pemimpin saja. Kalau pemimpin kan sudah kelihatan, kemarin pak Jokowi sudah minta izin kok tanggal 16 di DPR saat pidato kenegaraan tinggal digas. Kalau saya orang Medan mengatakan, harus gas habis supaya kami orang-orang di luar Jawa jangan semua ke Jawa. artinya uang ada disini semua (ibukota baru)," tandasnya.