Suara.com - Hingga kini, aparat Polres Metro Jakarta Utara belum menetapkan tersangka dalam kasus pemberian obat kedaluarsa oleh Puskesmas Kamal Muara terhadap ibu hamil bernama Novi Sriwahyuni (21).
Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Budhi Herdi Susianto mengatakan, pihaknya tak mau terburu-buru dalam hal penetapan tersangka. Termutakhir, pihaknya masih menelisik pengaruh obat kedaluarsa terhadap janin Novi.
"Kita masih melakukan pendalaman. Jadi kita tidak mau buru-buru menetapkan tersangka. Tapi kita menguatkan dulu, bahwa memang benar obat itu berpengaruh atau berdampak pada kondisi ibu dan jabang bayinya," ungkap Budhi di Mapolda Metro Jaya, Jumat (23/8/2019).
Seluruh pihak terkait dalam kasus ini akan dimintai keterangan. Mulai dari pihak Kamal Muara, Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Bun, Kosambi, Tangerang akan ditelisik peran-perannya.
Baca Juga: Puskesmas Beri Ibu Hamil Obat Kedaluarsa, Anies: Dinkes Pantau Kesehatannya
"Ya, semua yang nanti bertanggung jawab akan kita mintai pertanggung jawaban. Artinya dari pihak puskesmas itu dari yang memeriksa, yang memberi obat atau yang mengepalai pun nanti akan kita lihat perannya masing-masing. Kalau memang itu parut dan ada dugaan kuat ada pelanggaran pidananya tentunya akan kita proses," sambungnya.
Hari ini, bidan puskesmas yang menulis resep untuk ditebus oleh Novi telah diperiksa. Bidan tersebut juga memeriksa kandungan Novi.
Tak hanya itu, pihak Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Bun, Kosambi, Tangerang turut diperiksa. Sebab, pihak Puskesmas Kamal Muara merujuk Novi ke rumah sakit tersebut seusai mengalami keluhan buntut dari obat kedaluarsa yang diberikan.
Sebelumnya, Novi belum lama ini mengeluh ihwal kondisi kesehatannya saat tengah mengandung janin berumur 15 minggu. Novi mengalami muntah-muntah, sakit perut dan pusing kepala.
Ternyata, Novi baru saja mengkonsumsi obat yang ia beli di Puskesmas Kamal Muara, Jakarta Utara. Parahnya, obat tersebut sudah kadaluarsa.
Baca Juga: Megahnya Puskesmas Kamal Muara Pemberi Vitamin Kedaluarsa ke Ibu Hamil
Atas keluhan tersebut, Novi membuat laporan ke Polsek Metro Penjaringan, Jakarta Utara pada tanggal 15 Agustus 2019. Hal tersebut dibenarkan oleh sang kuasa hukum, Pius Situmorang.