Suara.com - Foto dan video Ketua Parlemen Selandia Baru Trevor Mallard mengasuh bayi saat diskusi viral di media sosial. Bayi itu adalah anak dari anggota parlemen Selandia Baru untuk Waiariki, Tmati Coffey.
Tmati Coffey baru saja kembali bekerja setelah mengambil cuti untuk kelahiran anaknya. Ia membawa putranya yang baru lahir ke parlemen untuk ikut menghadiri diskusi dengannya.
Trevor Mallard kemudian membantu anggotanya yang baru menjadi ayah itu untuk menjaga bayi laki-laki tersebut.
Video dari aula menunjukkan dirinya tengah mengayun-ayun bayi saat memperingatkan seorang anggota parlemen bahwa waktu bicaranya telah habis.
Baca Juga: Senyum Anggota Parlemen saat Selfie di Sidang Tahunan MPR
Politikus 65 tahun itu juga membagikan foto-foto dirinya saat memegangi botol dot susu bayi di kala memimpin debat.
"Biasanya kursi ketua parlemen hanya digunakan oleh pemimpin, tetapi hari ini seorang naratama (VIP) menduduki kursi itu bersama saya," tulisnya, Rabu (21/8/2019).
![Ketua Parlemen Selandia Baru Trevord Mallard momong bayi sambil kerja - (Twitter/@SpeakerTrevor)](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/08/23/85298-ketua-parlemen-selandia-baru-trevord-mallard-momong-bayi-sambil-kerja-twitteratspeakertrevor.jpg)
Dia juga memberi selamat kepada Tmati Coffey dan suaminya atas anggota baru keluarga mereka, Ttnekai, yang lahir pada Juli lalu melalui ibu pengganti untuk Tmati Coffey Coffey dan suaminya, Tim Smith.
Dikutip SUARA.com dari ABC.net.au, kehadiran seorang bayi bukanlah hal yang baru di koridor kekuasaan Selandia Baru.
Tahun lalu, Perdana Menteri Jacinda Ardern dan pasangannya, Clark Gayford, membawa bayi perempuan mereka, Neve, ke pertemuan perdamaian di Majelis Umum PBB.
Baca Juga: Siarkan Rapat Parlemen di Facebook Live, Anggota DPR Pakistan Jadi Kucing
Pada 2017, Senator Partai Australian Greens Larissa Waters menorehkan sejarah sebagai politikus pertama yang menyusui bayinya di Parlemen Federal.
Setahun sebelumnya, peraturan di Australia telah diubah untuk mengizinkan politisi menyusui di aula. Sebelum itu, bayi secara teknis dilarang masuk dan ibu menyusui diberi pelimpahan hak suara.
Namun tetap saja, tidak semua parlemen ramah keluarga.
Pekan lalu, seorang anggota parlemen Kenya dikeluarkan karena membawa bayinya yang berusia lima bulan ke dalam aula.
Zuleika Hassan diberitahu, "Anda harus segera keluar dari gedung," karena 'orang asing' tidak diizinkan berada dalam aula.
Anggota parlemen perempuan lainnya pun ikut pergi bersamanya, dan dia menyesalkan tidak adanya penitipan atau kamar anak supaya dia bisa tetap melakukan tugas-tugas parlementernya.