Istri Gus Dur: Luka Orang Papua Terasa dalam Batin Kami

Jum'at, 23 Agustus 2019 | 16:56 WIB
Istri Gus Dur: Luka Orang Papua Terasa dalam Batin Kami
Bakal Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno menerima setoples tempe mendoan saat ke kediaman Shinta Nuriyah Wahid, istri mendiang Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Jalan Munawaroh, Ciganjur, Jakarta Selatan, Senin (10/9/2018). [Suara.com/Ria Rizki Nirmala Sari]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Istri Presiden RI ke-empat Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Sinta Nuriyah Wahid menyayangkan adanya insiden tindakan diskriminatif dan rasial yang terhadap mahasiswa Papua yang berujung kerusuhan.

Sinta mengaku turut merasakan luka yang dirasakan masyarakat Papua atas adanya insiden tersebut. Dia mengatakan sebagai istri Gus Dur yang selalu mengajarkan pluralisme tidak pernah memandang perbedaan warna kulit, betuk tubuh maupun tampilan fisik siapapun.

Sinta mengatakan dengan sepenuh hati dan setulus jiwa menyatakan bahwa warga Papua adalah saudara yang menjadi bagian dari jiwa, hati dan satu perasaan.

"Oleh karena itu, terjadinya insiden yang melukai perasaan warga Papua, getarannya terasa dalam batin kami. Saya bisa rasakan apa yang dirasakan masyarakat papua, kesedihan yang dialami warga Papua, adalah kesedihan kami juga," kata Sinta saat jumpa pers bersama Gerakan Suluh Kebangsaan, di Hotel Grand Sahid, Sudirman, Jakarta Pusat, Jumat (23/8/2019).

Baca Juga: Kasih Miras ke Demonstran Papua, Polwan Komisaris Sarce Dinonaktifkan

Sinta mengaku turut menyesalkan atas adanya tindakan diskriminatif dan rasial terhadap mahasiswa Papua.

Menurut Sinta apapun alasannya, tindakan pelecehan kemanusiaan terhadap warga Papua pada hakekatnya adalah pelecehan terhadap harkat martabat bangsa Indonesia sendiri.

"Saya masih ingat amanat Gus Dur yang menyatakan bahwa warga Papua adalah bagian dari bangsa Indonesia yang harus kita lakukan setara dengan warga bangsa lainnya. Enggak ada alasan sedikitpun bagi bangsa ini untuk membedakan mereka apalagi mempresekusi dan melecehkannya," kata Sinta.

Sinta berharap insiden diskriminatif dan rasial yang berhujung kerusuhan ini dapat menjadi pelajaran bagi semua pihak. Sinta pun meminta semua pihak untuk tidak sekadar memandang Papua sebatas kekayaan dan keindahan alamnya melainkan juga turut memandang kemanusiaannya.

"Papua jangan hanya dipandang hanya dengan melihat kekayaannya saja, tetapi pandangan manuasianya perlakuan yang sama dengan manusia-manusia lain yang ada di Indonesia," katanya.

Baca Juga: Kalau Bersalah, Polwan yang Beri Miras ke Mahasiswa Papua Bakal Disanksi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI