Suara.com - Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais meminta pemerintah Jokowi menunda pindahkan Ibu Kota Negara ke Kalimantan. Jokowi diminta lebih perhatikan Papua dan Papua Barat.
Amien Rais mengatakan Papua dan Papua Barat tengah bergolak.
"Beberapa hari lalu kita disadarkan ada gejolak di Papua dan Papua Barat," kata Amien Rais dalam perayaan Milad Ke-21 PAN di Jakarta, Jumat (23/8/2019).
Amien Rais menilai kejadian di Papua dan Papua Barat sangat memprihatinkan sehingga harus didahulukan untuk diselesaikan pemerintah, bukan mengutamakan kebijakan pemindahan ibu kota.
Baca Juga: Tanggal Perhelatan PON 2020 Papua Belum Final, Menpora Akan Temui Jokowi
Amien mengingatkan pemerintah jangan pernah menganggap enteng permasalahan di Papua dan Papua Barat karena sudah ada contoh bahwa negara yang besar yang tampak kuat ekonomi, militer, intelijen, dan kepolisian namun bisa runtuh dalam tempo singkat, seperti Uni Soviet dan Yugoslavia.
"Dalam permasalahan Papua dan Papua Barat, setelah saya ikuti dari waktu ke waktu, terlihat campur tangan luar negeri sudah terlihat," ujarnya.
Dalam menyelesaikan persoalan di Papua dan Papua Barat, menurut Amien, tidak bisa hanya menggunakan pendekatan keamanan, ekonomi, dan politik, tetapi harus multidimensional. Amien mengingatkan bahwa gerakan pembebasan untuk Papua Barat sudah mengagendakan dilaksanakan referendum pada bulan Desember 2019.
"Sekarang gerakan pembebasan untuk Papua Barat sudah mengagendakan referendum pada bulan Desember 2019, jangan anggap remeh. Saya tidak katakan salah atau benar. Namun, jangan sampai terlambat. Kalau sudah menjadi bubur, tidak bisa kembali menjadi nasi," katanya.
Baca Juga: Kasih Miras ke Demonstran Papua, Polwan Komisaris Sarce Dinonaktifkan