Suara.com - Hutan tropis terluas di dunia Amazon di Brasil terbakar dan menjadi peristiwa kebakaran terburuk di tahun 2019. Institut Nasional untuk Riset Antariksa (Inpe) menyebut kebakaran di Amazon meningkat 83 persen dibanding periode yang sama di tahun 2018 lalu.
Sejumlah pihak, khususnya para pemerhati lingkungan mengkritisi kebijakan Presiden Brasil Jair Bolsonaro terkait lingkungan.
Sebaliknya, Bolsonaro menuduh organisasi nonpemerintah (NGO) telah melakukan pembakaran hutan Amazon untuk mencoreng citra pemerintahannya setelah memangkas dana untuk mereka.
Pakar iklim dan lingkungan membantah klaimnya yang tak berdasar sebagai "tabir asap" untuk menutupi pembongkaran perlindungan hutan hujan tropis terbesar di dunia tersebut. Mereka juga mengatakan pembukaan lahan oleh para petani merupakan penyebab lonjakan kebakaran hutan.
Baca Juga: Bikin Heboh Warganet, Ikan Ganas dari Amazon Terdampar di Danau Sabah
"Semuanya mengindikasikan" bahwa NGO berangkat ke Amazon "untuk membakar" hutan tersebut, kata Bolsonaro melalui siaran Langsung Facebook.
Saat ditanya apakah ia memiliki bukti yang memperkuat klaimnya, ia menjawab "tidak ada rencana tertulis", menambahkan "bukan begitu caranya."
Mantan kapten militer yang terjun ke dunia politik itu berpendapat pemangkasan dana oleh pemerintahannya dapat menjadi motif.
"Kejahatannya ada," ungkap dia. "Orang-orang ini kehilangan uang."
Pernyataan terbaru Bolsonaro membuat geram para pecinta lingkungan, yang semakin khawatir dengan sikapnya terhadap hutan hujan Amazon, benteng utama melawan perubahan iklim dan lebih dari setengah dari hutan tersebut berada di Brasil.
Baca Juga: Bersembunyi di Amazon, Suku Paling Terancam di Dunia Ini Terekam Kamera
"Ini pernyataan yang menyakitkan, pernyataan menyedihkan," kata Marcio Astrini, koordinator kebijakan umum Greepeace Brazil. "Maraknya penggundulan hutan serta pembakaran merupakan akibat dari kebijakan anti-lingkungan presiden." (Reuters/Antara)