Suara.com - Kabar tertangkapnya sang suami saat kerusuhan 22 Mei di Jakarta menjadi pukulan berat buat Tari. Bagaimana tidak, sang suami yang bekerja sebagai petugas keamanan Gedung Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat, merupakan tulang punggung untuk menghidupi keluarga mereka yang telah dikarunai dua orang putri.
Tari mengaku sempat bingung apakah dirinya harus menceritakan kabar tersebut kepada putri-putrinya. Dalam hati dan benaknya, Tari khawatir jikalau anaknya akan bersedih atau menanggung malu.
"Aku sempat bingung. Cuma aku gimana ya, mau enggak mau aku ceritain ke anak-anak," kata Tari saat ditemui di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (20/8/2019).
Suami Tari merupakan salah satu dari total 29 karyawan Gedung Sarinah yang ditangkap aparat kepolisian saat kerusuhan 22 Mei.
Baca Juga: Sebut Polisi Siksa Anak saat 22 Mei, KontraS: Direndam di Kolam Kotor
Mereka dituduh turut membantu unjuk rasa berujung rusuh lantaran membiarkan para demonstran berlindung ke Gedung Sarinah, dan memberikan air mineral untuk minum dan cuci muka para demonstran.
"Aku temuin, nih ayahnya di sini (Polda Metro Jaya). Aku juga berpikiran, enggak mau jadi pertanyaan yang malah bikin membebankan aku," katanya.
Selama sang suami di penjara, Tari dan anak-anak berusaha untuk saling menguatkan. Suatu ketika, Tari mengaku pernah bertanya kepada putrinya, apakah mereka malu ayahnya dipenjara.
"Aku sempat nanya, 'Kakak enggak malu?'" tutur Tari menceritakan pertanyaan kepada putrinya.
"Enggak, ayah kakak bukan penjahat, ayah kakak lagi kerja," kata Tari menirukan jawaban yang disampaikan salah satu anaknya.
Baca Juga: Puluhan Anak Diduga Dianiaya saat Kerusuhan 22 Mei, Ini Kata Polri
Tari mengatakan, semasa dirinya bersama putri-putrinya menjenguk sang suami di Polda Metro Jaya, sang suami tak pernah bercerita banyak soal keluh-kesahnya.