Suara.com - Rabu, 22 Mei 2019 sekira pukul 17.00 WIB, telepon genggam milik Tari berdering. Suaminya yang bekerja sebagai petugas keamanan (satpam) di Gedung Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat itu memberi kabar bahwa akan lembur kerja hingga larut malam.
Sekitar pukul 23.00 WIB, Tari mulai gusar, sang suami tak kunjung pulang. Padahal, jika lembur kerja pukul 23.00 WIB sang suami biasanya telah pulang ke rumah.
Kegusaran Tari mulai mereda, pukul 01.00 WIB Kamis (23/5/2019) dini hari, sang suami memberi kabar.
Ketika itu, Tari mendapat kabar kalau sang suaminya itu tidak bisa pulang lantaran sedang ada kerusuhan di sekitar Thamrin, tepatnya di depan Gedung Bawaslu RI yang berhadapan langsung dengan lokasi sang suami bekerja.
Baca Juga: Sebut Polisi Siksa Anak saat 22 Mei, KontraS: Direndam di Kolam Kotor
"Lagi chaos nih lagi chaos," kata Tari menirukan ucapan suaminya ketika itu.
"Oh yaudah ayah hati-hati. Jangan lupa niat puasa," katanya saat ditemui di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (20/8/2019).
Kamis pagi, Tari melihat sebuah kabar di televisi bahwa situasi di sekitar Thamrin dekat sang suami bekerja tengah dilakukan pembersihan pasca kerusuhan 22 Mei.
Tari pun mengira bahwa suaminya yang belum pulang juga ke rumah lantaran situasi di sana belum benar-benar kondusif.
Namun, kecemasan Tari kembali timbul. Tatkala telepon genggam sang suami tidak dapat dihubungi. Hingga keesokan harinya Jumat (24/5/2019) sang suami belum juga pulang ke rumah.
Baca Juga: Puluhan Anak Diduga Dianiaya saat Kerusuhan 22 Mei, Ini Kata Polri
Tari yang semakin cemas akhirnya memutuskan untuk mendatangi Gedung Sarinah tempat sang suami bekerja.