Suara.com - Pegiat sosial media Permadi Arya atau yang kerap disapa Abu Janda membuat kuis yang menyedot perhatian.
Dalam kuis tersebut ia menyinggung kata vampir dan salib yang diketahui sebagai simbol agama Kristen dan Katolik.
Hal itu bisa dilihat dari unggahan akun Twitter @permadiaktivis belum lama ini. Abu Janda membagikan cuitan kepada warganet dengan tajuk Kuis Malming.
Ia kemudian memberikan pertanyaan kepada warganet tentang perbedaan dan persamaan sebuah karakter makhluk halus.
Baca Juga: Salib Dihina, Begini Komentar Ahok
"Apa persamaan dan perbedaan vampir bule sama vampir Indonesia?" tanya @permadiaktivis pada Sabtu (17/8/2019).
Masih dalam unggahan yang sama, Abu Janda kemudian memberikan jawaban. Ia menyebutkan kalau vampir di Indonesia dan luar negeri memiliki persamaan yakni takut melihat salib.
"Persamaan: sama-sama menggigil lihat salib," imbuhnya.
Sementara untuk perbedaannya, Abu Janda menyoroti bentuk fisik karakter vampir di dalam dan luar negeri.
"Perbedaan: vampir bule yang panjang gigi taring. Vampir Indonesia yang panjang gigi depan," terang Abu Janda.
Baca Juga: Polisi Kaji Unsur UU ITE Kasus Ceramah Salib Ustaz Abdul Somad
Sontak cuitan tersebut memantik respons dari warganet. Tak sedikit yang mengaitkan cuitan tersebut dengan viralnya berita tentang Ustaz Abdul Somad (UAS).
"Saya kira setelah dibaiat Almukarom Maulana Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya, Pak Somad kian beradab dan bijak dalam beragama, ternyata saya keliru," celoteh @fahmizm.
"Somad memang harus dimaafkan..itu perintah Yesus. Tapi urusan hukum harus terus berjalan supaya beliau paham bagaimana hidup berdampingan dengan saudara sebangsa yang berbeda iman di negri plural seperti Indonesia ini," kata @Ine_Dwine.
Sebelumnya, UAS mendadak viral setelah video ceramahnya tentang hukum melihat salib beredar di media sosial.
Sejumlah orang yang menganut agama Kristen dan Katolik merasa disudutkan. Bahkan Brigade Meo Nusa Tenggara Timur (NTT) dan organisasi masyarakat Horas Bangso Batak (HBB) melaporkan UAS ke polisi atas tuduhan penistaan agama.
Selang sehari, muncul klarifikasi dari UAS lewat video unggahan kanal YouTube FSRMM TV pada Minggu (18/8/2019). Ia menyampaikan bila video tersebut dibuat pada 2016 di Masjid An-Nur, Pekanbaru.
UAS menegaskan ia hanya menjawab pertanyaan jemaah dan ceramah yang dilakukan seharusnya diperuntukkan untuk intern muslim.
Kendati demikian, di akhir klarifikasinya UAS mengaku siap menghadapi proses hukum karena ia merasa tidak bersalah.
"Sebagai warga negara yang baik saya tidak akan lari, tidak akan mengadu, saya tidak akan takut karena saya tidak merasa salah dan saya tidak pula ingin merusak persatuan dan kesatuan bangsa," kata UAS.