Takut Dideportasi karena Serukan Usir Warga China, Zakir Naik Minta Maaf

Reza Gunadha Suara.Com
Selasa, 20 Agustus 2019 | 14:26 WIB
Takut Dideportasi karena Serukan Usir Warga China, Zakir Naik Minta Maaf
Ulama India, Zakir Naik di Jakarta, Jumat (31/3).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengkhotbah kontroversial asal Indian, Zakir Naik, akhirnya meminta maaf karena ceramahnya yang menyerukan agar warga etnis China diusir keluar dari Malaysia.

Pernyataan buronan polisi India dalam kasus penipuan dan pencucian uang tersebut memicu amarah warga Malaysia. Bahkan, pemerintah Malaysia berencana mengusir dan mendeportasi Zakir Naik ke India.

Meski meminta maaf, seperti diberitakan Malaysiakini, Selasa (20/8/2019), Zakir membantah dirinya adalah rasis.

"Saya selalu menjadi orang yang damai. Ini adalah misi saya untuk menyebarkan perdamaian ke seluruh dunia. Sayangnya, saya menghadapi para pencela yang mencoba mencegah saya menjalankan misi itu," kata dia dalam pernyataan tertulis.

Baca Juga: Kritik Ulama Zakir Naik, Malah Diancam Penggal Kepala

"Seperti yang pasti Anda perhatikan selama beberapa hari terakhir, saya dituduh menyebabkan perselisihan rasial di negara ini dan para pencela saya menggunakan kalimat-kalimat terpilih yang diambil di luar konteks dan menambahkan pemalsuan aneh ke dalamnya," tambahnya.

Senin (20/8/2019), Zakir diperiksa lebih dari 10 jam oleh polisi Bukit Aman. Ia baru dipersilakan pulang setelah lewat tengah malam.

Zakir, yang didampingi pengacaranya, Akhberdin Abdul Kader, membuat pernyataannya direkam atas komentar yang ia buat saat ceramah awal bulan ini.

Akhberdin mengatakan kepada Malaysiakini, Zakir meninggalkan markas polisi sekitar pukul 1.30 pagi.

Pengkhotbah itu mengatakan, dirinya sedih karena setelah pernyataannya itu orang-orang di luar Islam menyebutnya rasis.

Baca Juga: Ini Ucapan Ulama Zakir Naik yang Bikin Murka Warga Malaysia

"Itu juga membuatku khawatir karena orang-orang yang terluka belum mendengar pidatoku, tetapi mendasarkan kesan mereka pada kutipan di luar konteks aku."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI