Pengepungan asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan Nomor 10, Kota Surabaya, Jawa Timur terjadi sejak Jumat (16/8/2019) sore. Aksi sepihak tersebut dilakukan setelah beredar foto bendera Merah Putih yang dibuang dalam selokan dekat asrama.
Sejumlah ormas menuding mahasiswa Papua dalam asrama itulah yang membuang bendera tersebut. Namun, mahasiswa yang berada dalam asrama membantah tudingan tersebut.
Banyak pihak yang mengecam aksi persekusi dan tindakan represif terhadap mahasiswa Papua yang ada di Surabaya.
Simbol Perlawanan
Victor Yeimo, aktivis Papua, mengecam ormas-ormas dan semua pihak yang mencaci mereka secara rasialis.
"Rakyat Indonesia dan aparaturnya panggil kami orang Papua monyet. Pemain Persipura dipanggil monyet. Elite politik seperti Natalius Pigai dipanggil monyet, Goril. Semua kami orang Papua selalu dihina dengan panggilan monyet. Lalu 'monyet-monyet' ini dipaksa untuk cinta NKRI atau miliki nasionalisme Indonesia. Hey orang Indonesia, anda waras?" kata Victor.
Sebagai bentuk perlawanan, kata dia, monyet akan jadi simbol penindasan dan perlawanan rakyat Papua Barat atau West Papua.
"Saat martabat kemanusiaan kami disandingkan dengan monyet, maka nurani kami akan bangkit melawan watak dan mindset kebinatanganmu," tegasnya.
Baca Juga: Beredar Video Dosen Universitas di Papua Bersitegang Dengan Mahasiswa