Polisi Intimidasi Jurnalis di Demo Buruh, Kapolda: Belum Tahu Tuh

Minggu, 18 Agustus 2019 | 13:53 WIB
Polisi Intimidasi Jurnalis di Demo Buruh, Kapolda: Belum Tahu Tuh
Kapolda Metro Jaya, Irjen Gatot Eddy Pramono. (Suara.com/Yasir)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Gatot Eddy Pramono tidak tahu wartawan dintimidasi polisi saat demo buruh dekat Gedung DPR, Jumat (16/8/2019). Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya akan mempelajari kasus tersebut.

Gatot turut mengatakan polisi selalu menyosialisasikan baik ke tataran masyarakat maupun anggotanya untuk mengambil langkah persuasif dalam kegiatan-kegiatan yang melibatkan penyampaian pendapat di muka umum.

"Kan belum tahu tuh karena belum ada laporan secara resmi. Nanti kalau ada kita lihat dan pelajari dulu," kata Gatot saat ditemui di BSD City, Tangerang Selatan, Minggu.

Kepolisian yang menjaga demo buruh di depan Gedung DPR mengancam menangkap jurnalis yang meliput demo buruh. Demo buruh itu dilakukan saat Presiden Jokowi pidato di Gedung DPR.

Baca Juga: Anggota DPR Aceh Diduga Jadi Korban Kekerasan Oknum Polisi

Salah satu yang diintimidasi adalah dari viva.co.id. Dia merekam gambar polisi membubarkan paksa pengunjuk rasa buruh menggunakan ponselnya. Tiba-tiba seorang anggota meminta video atau foto untuk dihapus, kalau tidak akan dibawa ke mobil. Padahal, Ia sudah menjelaskan dia adalah wartawan.

"Hapus video tadi, kalau nggak saya bawa ke mobil," kata Jurnalis Viva yang menirukan anggota polisi berbaju putih dengan emosi.

Wartawan Foto Bisnis Indonesia, Nurul Hidayat pun mendapatkan perlakukan yang sama. Ketika sedang mengabadikan para buruh yang diamankan ke dalam mobil tahanan oleh polisi. Namun foto tersebut diminta polisi untuk dihapus.

"Ketika motret para buruh yang dibawa masuk ke mobil tahanan, tiba tiba petugas ada yang turun suruh hapus foto tersebut. Sempat adu mulut, saya mempertahankan foto, sampai akhirnya temannya datang. Dia bilang saya bawa juga," katanya.

Wartawan foto dari Jawa Pos, Miftahul pun mendapatkan perlakukan yang lebih parah dari anggota polisi ketika mengabadikan para demonstran yang dibawa masuk ke dalam mobil tahanan di depan gedung TVRI.

Baca Juga: R Pembunuh Amelia, Akui Baru Pertama Melakukan Tindakan Kekerasan

"Saya ditarik bajunya, dihapus fotonya," kata Miftah.

"Dihapus juga video dan foto. Tunggu rilis. Kamu jangan sewenang wenang. Lo, Gua lihat dari tadi foto-foto video. Lo mau hapus atau gua kandangin.” lanjut Miftah menirukan omongan sang polisi.

Wartawan Inews TV pun juga mendapat perlakukan yang sama dari ketika melakukan kegiatan peliputan masa aksi yang berkumpul di depan TVRI.

"Hapus videonya, nanti ada jumpa pers," ujar wartawan Inews. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI