Kirana Larasati Dicerca karena Video Dirgahayu RI, Disebut Tak Tahu Sejarah

Sabtu, 17 Agustus 2019 | 12:29 WIB
Kirana Larasati Dicerca karena Video Dirgahayu RI, Disebut Tak Tahu Sejarah
Kirana Larasati saat ditemui di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (8/4/2019). [Ismail/Suara.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aktris sekaligus politikus PDI-P Kirana Larasati diberondong cercaan gara-gara video ucapan HUT ke-74 RI yang ia unggah pada Kamis (15/8/2019).

"Karena untuk persatuan Indonesia jangan mau ditawar! HARGA MATI. Titik. Disimak videonya gaes!" cuit Kirana Larasati.

Video buatan rumah produksi Aidea itu menyampaikan harapan 'Dirgahayu Indonesia' menggunakan bumbu sejarah.

Berlatar konsep pelelangan, di video itu ditawarkan "perpecahan Indonesia". Beragam contoh peristiwa bersejarah diibaratkan sebagai si penawar, dan tahun kejadian seolah menjadi harganya.

Baca Juga: Jika Gagal Jadi Anggota Dewan, Kirana Larasati : Ya Move On

"Silakan, Bapak, Ibu, tawaran perpecahan dimulai di atas 1945. Lelang dimulai. Oke, penawar pertama, 1948 kita punya PKI. Ada lagi? Ada lagi?" ucap pria pengisi suara video itu.

Video unggahan Kirana Larasati - (Twitter/@_kiranalara)
Video unggahan Kirana Larasati - (Twitter/@_kiranalara)

Sebanyak 11 peristiwa di Indonesia dianalogikan sebagai si penawar perpecahan Indonesia. Lelang kemudian ditutup oleh kericuhan pemilu di angka 2019, didahului Peristiwa Tanjung Priok 1984 dan Kerusuhan Mei 1998.

Berbagai komentar negatif pun bertubi-tubi menyerbu akun Twitter @_kiranalara karena konten video tersebut.

Banyak warganet, bahkan figur publik, yang menyebut Kirana Larasati tak mengerti sejarah. Bagi mereka, muatan video itu dicantumkan tanpa riset yang baik.

Tak ayal, mereka meminta Kirana Larasati segera menghapus video yang membuatnya dirundung banyak orang itu.

Baca Juga: Calon Anggota DPR, Kirana Larasati Masih Menunggu Penghitungan

@dusrimulya: Yang bikin enggak paham sejarah dan enggak bisa bedain antara Separatisme, kasus Pelanggaran HAM, dan Konflik Politik, Tanjung Priok itu murni Pelanggaran HAM, bukan separatisme yang ganggu Persatuan Bangsa. Yang nyebarin juga sama ngawurnya. Belajar lagi yaa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI