Menurut Birgaldo Sinaga, sikap tersebut merupakan bibit terorisme, sehingga ia mendesak negara supaya segera bertindak. Berikut keterangan lengkapnya:

"Negara Harus Hadir Menyelesaikan Ucapan Penghinaan dan Kebencian Abdul Somad
Sejarah ribuan tahun mencatat hinaan, nistaan, cemoohan, ejekan pada Yesus Kristus tidak mengurangi kemuliaan Yesus.
Hinaan, ejekan dari Abdul Somad yang mengatakan salib patung Yesus Kristus itu adalah jin kafir tidak akan membuat kita berfatwa halal darahnya. Tidak. Tidak ada dalam ajaran Kristen seperti itu.
Yang membuat kita sebagai sesama anak bangsa miris dan sedih adalah ucapannya itu akan menyemai bibit kebencian baru. Perbedaan sebagai rahmat Ilahi dijadikan musuh yang harus dimusuhi. Keberagaman sebagai keniscayaan dianggap sesuatu yang aneh. Tidak lagi saling menghargai saling melengkapi.
Kita tahu terorisme bermula dari intoleransi. Ketika orang intoleran akan berubah menjadi radikal. Intoleransi bermula dari penolakan pada nilai pluralisme atau keberagaman. Kebhinekaan. Penolakan pada nilai pluralisme ini dimulai dari paham yang menilai orang di luar kelompoknya adalah salah, sesat, pendosa, kafir, setan, iblis, orang jahat dlsb.
Pada suatu titik tertentu, jika ini terus membesar, akan terjadi titik singgung yang saling bergesekan. Ini bak bara api dalam sekam. Yang jika dipandang sepele akan membakar hubungan persaudaraan sesama anak bangsa.
Untuk itu, negara harus hadir. Negara harus cepat bertindak.
Negara itu diwakili oleh pemerintahan Presiden Jokowi. Presiden Jokowi sebagai kepala negara kepala pemerintahan punya mandat menjaga nilai Pancasila ini.
Baca Juga: Smartfren Ajak Milenial Toleransi Perbedaan
Negara harus melihat ucapan Somad itu bak racun yang sedang menularkan virus perongrongan pada nilai Indonesia kita. Nilai kebhinekaan tunggal ika. Nilai persatuan Indonesia kita.