Siswa Tunanetra di SLB Tertua Telantar, Cuitan Mahasiswa Ini Viral

Jum'at, 16 Agustus 2019 | 19:49 WIB
Siswa Tunanetra di SLB Tertua Telantar, Cuitan Mahasiswa Ini Viral
Utas tentang nasib SLB tertua se-Asia Tenggara - (Twitter/@NadiaIgrdPutri)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang mahasiswa Pendidikan Khusus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung membagikan sebuah utas di Twitter tentang nasib terombang-ambing Sekolah Luar Biasa (SLB) tertua se-Asia Tenggara, yang terletak di Bandung.

Utas yang mulai banyak dibagikan sejak Rabu (14/8/2019) itu kini telah viral, dengan jumlah retweet melebihi angka tiga ribu.

Pengguna akun @NadialgrdPutri mengawali utasnya dengan meminta bantuan dari warganet untuk meramaikan Twitter dengan tagar #SaveSLBNABandung karena menurut dia, pemerintah di Indonesia hanya menindaklanjuti masalah-masalah yang viral.

"Assalamualaikum teman-teman, saya perwakilan mahasiswa Pendidikan Khusus UPI memohon bantuan kepada teman-teman untuk mendukung teman-teman disabilitas salah satunya dengan menggunakan tagar #Saveslbnabandung KARENA DI INDONESIA PEMERINTAH TURUN TANGAN BILA BERITA VIRAL!!" tulis @NadialgrdPutri, Rabu.

Baca Juga: Gunakan Kelebihannya, Wanita Tunanetra Ini Bisa Deteksi Kanker Payudara

Ia menyertakan pula video bocah perempuan tunanetra menyanyikan sepenggal lirik lagu "Hymne Guru", yang diakhiri dengan permintaan, "Pak Presiden, tolong sekolah kami ya."

Bocah perempuan itu, kata @NadialgrdPutri, biasa disapa 'Dudu' dan memiliki semangat tinggi untuk belajar bersama teman-temannya, bahkan rajin menghafal Alquran.

"Tapi sayangnya sekolah mereka terancam. InsyaAllah hari ini teman-teman tunanetra akan berangkat ke Komnas HAM. Mohon doanya ya teman-teman #saveslbnabandung," lanjut @NadialgrdPutri.

Si penulis utas mengabarkan, sekolah Dudu, yakni SLBN A Bandung, terancam tergusur karena status panti Wyata Guna, yang dihuni Dudu dan teman-temannya, diubah menjadi Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Sensori Netra (BRSPDSN) oleh Kementerian Sosial (Kemensos).

Menurut keterangan @NadialgrdPutri, sebanyak 66 siswa tunanetra di Wyata Guna bahkan telantar karena polemik itu.

Baca Juga: Peduli Tunanetra dan Tunarungu, Milenial Gelar Buka Puasa Bersama

"Sejak pertengahan Juli 2019 terancam DO sekolah dan tepatnya 21 Juli 2019 dipaksa keluar dari asrama Wyata Guna melalui perlakuan yang kurang baik. Mereka mendapatkan tindakan terminasi tanpa melalui prosedur atau langkah-langkah seperti yang diamanatkan pada Peraturan Pemerintah," jelas @NadialgrdPutri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI