Suara.com - Gerakan Suluh Kebangsaan menggelar diskusi untuk membahas rencana menghadapi radikalisme. Nantinya, masing-masing tokoh akan membuat skenario rencana untuk dapat mewujudkan rencana tersebut.
Ketua Umum Gerakan Suluh Kebangsaan Mahfud MD menerangkan setidaknya ada 15 tokoh yang juga pakar pada bidangnya masing-masing akan ikut dalam diskusi tertutup tersebut. Semuanya akan merumuskan langkah-langkah terbaik untuk menangkal radikalisme dari sudut pandang segala bidang.
"Radikalisme itu adalah satu gerakan mengganti sistem yang sudah mapan dan disepakati mengganti ideologi dengan cara-cara tidak demokratis," kata Mahfud di Hotel JS Luwansa, Jalan H.R. Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (16/8/2019).
Mahfud menerangkan bahwa salah satu alasan skenario itu akhirnya dibuat ialah karena kondisi negara saat ini, di mana sempat terpecah akibat perbedaan pilihan dalam Pemilihan Presiden 2019. Betapa mudahnya mewujudkan permusuhan hanya karena perbedaan pemikiran politik sehingga menjadi perhatian khusus dari Gerakan Suluh Kebangsaan.
Baca Juga: Kominfo Klaim Sudah Blokir 11.800 Situs Terorisme sejak 2009
"Nah itu sangat berbahaya dan pupuk untuk menyuburkan pandangan radikal seperti itu sekarang sudah banyak tiba-tiba muncul," ujarnya.
Kemudian ia juga mencontohan adanya pesantren yang bisa terbilang ekslusif karena tidak mudah semua orang dapat masuk ke pesantren itu. Namun, pesantren itu terlihat banyak pengikutnya.
"Sangat ekslusif orang tidak boleh masuk, tidak boleh orang hormat bendera, menganggap burung garuda yang dibuat dari kayu itu patung yang dulu harus diperintahkan untuk dimusnahkan," tuturnya.
Kemudian juga Mahfud mencontohkan orang yang mengikuti gerakan radikal. Ada segelintir orang yang baru belajar agama Islam, kemudian menganggap dirinya mampu membaca Alquran berusaha untuk menafsirkan segala hal, padahal dirinya tidak paham dengan arti yang ditafsirkannya. Ketika ada orang yang puluhan tahun mencoba memberikan koreksi, 'anak baru' itu malah marah dan mengkafirkan segalanya.
"Orang yang biasanya banyak pengikut gerakan radikal ini org yang baru belajar Islam itu dengan belajar baca Al Quran," ucapnya.
Baca Juga: Amankan Wilayah Dari Pengaruh Terorisme, Polres Pasuruan Akan Lakukan Ini
"Cara cepat belajar Alquran baca tiga hari sudah bisa baca (bahasa) Arab tapi tidak tahu maksudnya, tidak tahu nahusurohnya tiba-tiba membuat tafsir di berbagai medsos," tandasnya.