Suara.com - Berkas perkara kasus penyalahgunaan narkotika dengan tersangka Zul Zivilia telah dilimpahlan ke kejaksaan. Artinya, berkas perkara tersebut sudah dinyatakan lengkap alias P21.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono menyebut, Zul beserta barang bukti diserahkan ke Kejaksaan Negeri Jakarta Utara.
"(Kasus narkoba Zul Zivilia) sudah dilimpahkan tersangka dan barang bukti ke Kejari Utara," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono saat dikonfirmasi, Jumat (16/8/2019).
Argo menyebut, berkas tersebut dinyatakan lengkap pada awal Juli 2019 lalu. Hanya saja, ia belum tahu apakah persidangan telah dimulai apa belum.
Baca Juga: Istri Duga Zul Zivilia Baru Diserahkan ke Kejaksaan Besok
"Tersangka dan barbuk sudah diserahkan awal Juli lalu. Kalau untuk sudah disidangkan apa belum saya belum monitor," sambungnya.
Untuk diketahui, Zul diringkus bersama delapan orang rekannya yang tergabung dalam satu jaringan. Delapan orang rekan dari Zul tersebut yakni MB (29), RSH (29), MRM (25) MH (25), HR (28), D (26), IPW (25) dan RR (25).
Dari hasil pengungkapan tersebut, polisi menyita narkotika jenis sabu seberat 50,6 kilogram serta ekstasi sebanyak 54 ribu butir.
Polisi lebih dulu menangkap tersangka MB, RSH dan MRM di Hotel Harris, Kelapa Gading, Jakarta Utara pada Kamis (28/2/2019).
Di tempat itu polisi menemukan sabu seberat 0,5 gram serta uang senilai Rp 308 juta.
Baca Juga: Istri Kerja Banting Tulang demi Anak, Zul Zivilia Nangis di Penjara
Polisi kemudian melakukan pengembangan dan menangkap IPW di Hotel Excelton kamar 815, Palembang, Sumatera Selatan pada Jumat (1/3/2019).
Dari tangan IPW polisi menyita sabu seberat 25,64 kilogram, ekstasi sebanyak 5 ribu butir, serta uang senilai Rp 712.000.
Esoknya, Sabtu (2/3/2019) polisi meringkus RR di Hotel Excelton kamar 815 J, Palembang, Sumatera Selatan.
Dari tangan RR, polisi menyita sabu seberat 15,45 kilogram, 25 ribu butir ekstasi, dan uang senilai Rp 377.000.
Atas perbuatannya, para tersangka dikenakan Pasal 114 ayat (2) subsider pasal 112 ayat (2) juncto pasal 132 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika dengan ancaman hukuman penjara seumur hidup atau hukuman mati.