Geliat Kaum Antinatalis, Mereka yang Melarangmu Memiliki Anak

Kamis, 15 Agustus 2019 | 13:31 WIB
Geliat Kaum Antinatalis, Mereka yang Melarangmu Memiliki Anak
Larangan bayi. (Suara.com/Ema Rohimah)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Menyelamatkan bumi?

Ada yang menguatkan argumen para antinatalis tersebut di beberapa tahun terakhir, yakni meningkatnya fokus pada lingkungan dan potensi kerusakan sebagai dampak dari perubahan iklim.

Jika melihat dari unggahan-unggahan di grup antinatalis, jelas ada tumpang tindih antara gagasan mereka dan para aktivis lingkungan.

"Saya merasa egois jika kita memiliki anak saat ini," ujar Nancy, seorang vegan, aktivis antiproduk plastik, hak binatang dan instruktur yoga dari Filipina. "Realitanya anak-anak yang dilahirkan ke dunia akan menimbulkan lebih banyak kerusakan kepada lingkungan."

Dalam sebuah grup Facebook bernama 'Very Angry Antinatalis', sebuah petisi dibagikan dengan harapan bisa sampai ke Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Judul petisi itu: 'Akar overpopulasi dari kalabut iklim, hentikan kelahiran di seluruh dunia sekarang juga'. Hingga kiwari, petisi ini sudah menghimpun 27 ribu tanda tangan.

Gagasan menahan diri untuk memiliki anak demi keberlangsungan lingkungan ternyata bukanlah hal awam. Di Inggris, sebuah badan amal bernama Population Matters telah mengusulkan hal ini selama bertahun-tahun, meski mereka bukan antinatalis. Bahkan, mereka berdebat terkait keberlanjutan umat manusia ketimbangan kepunahannya.

"Tujuan kami adalah untuk mencapai keharmonisan antara umat manusia dan planet yang kami huni," kata Robin Maynard, direktur kelompok itu. "Jika kita memiliki lebih sedikit anak di seluruh dunia dan keluarga kecil, kita dapat mencapai populasi yang jauh lebih berkelanjutan."

Tetapi apakah populasi yang meningkat akan mengarah langsung ke bencana lingkungan? Menurut Koresponden Populasi Global BBC, Stephanie Hegarty, hal itu sulit dikatakan, karena masa depan begitu sulit diprediksi.

"Berdasarkan proyeksi ilmiah, karena perkembangan ekonomi dan menurunnya tingkat kesuburan, populasi dunia kemungkinan besar akan mencapai sekitar 11 miliar dalam 80 tahun," ujarnya. "Apakah planet ini bisa menopang populasi sebanyak itu atau tidak? kita tidak tahu."

"Pun sangat sulit untuk memprediksi berapa banyak orang di planet ini yang bisa bertahan karena ini semata tentang konsumsi. Itu berarti segalanya dari udara, air, makanan, bahan bakar fosil, kayu, plastik. Daftarnya terus bertambah," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI