Suara.com - Presiden Jokowi tampaknya tak ambil pusing kalau ada menteri-menterinya yang saling silang pendapat dalam rapat.
Bahkan, Jokowi menegaskan dirinya tetap membutuhkan sosok menteri-menteri yang berwatak keras meski mempertimbangkan potensi adanya kegaduhan akibat perbedaan pendapat tersebut.
Satu-satunya prinsip yang dipegang Jokowi soal itu adalah, dia tetap membolehkan menteri-menterinya berdebat sepanjang ditujukan untuk pembenahan.
Hal itu diungkapkan Jokowi saat bertemu para pemimpin redaksi media massa nasional di Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (14/8/2019).
Baca Juga: Jokowi Bakal Rektrut Lagi Menteri yang Kini Masih Menjabat
"Ya gaduh, ya perlu, asal untuk membenahi persoalan. Kita butuh yang ngeyel," kata Jokowi sambil tertawa.
Sebelumnya, bulan Januari 2019, Jokowi juga sempat menyinggung soal adanya menteri yang saling silang pendapat.
Kala itu, Jokowi menegaskan, selama menjabat sebagai presiden, dirinya tidak mempersoalkan perbedaan pendapat para menteri.
"Saya pikir, selama dinamika di rapat-rapat, saya persilakan menteri-menteri debat, saya dengarkan," kata Jokowi, saat debat pertama Pilpres 2019 di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1).
Menurut dia, justru perbedaan pendapat adalah baik karena di dalamnya terdapat kontrol dan cek antara satu menteri dengan lainnya.
Baca Juga: Tolak Presiden Kembali Dipilih lewat MPR, Jokowi: Saya Ini Dipilih Rakyat
"Kalau menteri sama semuanya ya malah tidak bagus, tidak ada saling kontrol dan mengecek. Menteri tidak usah sama semuanya," ujar Jokowi.