Suara.com - Setelah Arief Poyouno, giliran anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra Andre Rosiade menyambangi gedung Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (14/8/2019). Kedatangannya untuk menemui Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
Namun, kedatangan Andre hanya diterima oleh Deputi IV Kantor Staf Presiden Eko Sulistyo, lantaran Moeldoko sedang tidak berada di kantornya.
"Hari ini kedatangan mas Andre Rosiade, datang ke KSP sebetulnya dalam rangka bertemu kepala staf untuk menyampaikan surat audiensi yang terkait dengan permasalahan semen. Karena kemudian Kepala Staf sedang tidak di kantor, besok saya laporkan," ujar Eko usai menerima Andre.
Seusai pertemuan, Andre Rosiade mengaku kedatangannya untuk menyerahkan surat permohonan audiensi Serikat Pekerja Semen Indonesia kepada Moeldoko.
Baca Juga: Sempat Sindir Kasus Narkoba Andi Arief, Andre Rosiade Minta Maaf
"Jadi saya datang ke Kantor KSP mengantarkan surat permohonan audiensi Serikat Pekerja Semen Indonesia dengan Kepala Staf Kepresidenan Pak Moeldoko. Karena Pak Moeldoko tidak di tempat, saya serahkan ke Pak Eko, Deputi IV untuk besok dibahas dengan Pak Moeldoko," kata Andre.
Andre menuturkan pihaknya ingin melakukan audiensi karena ingin membahas terpuruknya industri semen nasional.
"Kami ingin melakukan audiensi dengan Pak Moeldoko membahas terpuruknya industri semen nasional kita yang mengalami predatory pricing dari perusahaan semen Tiongkok. Kepala Staf Kepresidenan ini kan tangan kanan Presiden yang bisa memanggil Menteri terkait," ucap dia.
Ia berharap dalam waktu dekat bisa bertemu dengan Moeldoko untuk membahas praktik predatory pricing yang dilakukan semen Tiongkok. Sehingga dengan audiensi tersebut, Andre berharap Moeldoko bisa memanggil Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dan Menteri Perdagangan.
"Sehingga Pak Moeldoko memanggil Menperin agar bisa melakukan praktik moratorium agar jangan lagi membangun pabrik semen di Indonesia karena kita surplus 35 juta ton, sampai 2030 tidak butuh bangun pabrik semen baru," ucap dia.
Baca Juga: Enggan Jawab Najwa Shihab, Adian ke Andre Rosiade: Yang Ditanya Elu, Ndre
"Kedua Pak Moeldoko bisa memanggil Mendag yang suka impor itu agar dicabut Permendag Nomor 7 Tahun 2018. Kita surplus 35 juta ton per tahun, kenapa kran impor masih dibuka? Jangan sampai industri semen kita senasib dengan industri baja yang masuk jurang," katanya.