Karir Berliku Ahok Hingga Rencana Investasi di NTT

Bangun Santoso Suara.Com
Rabu, 14 Agustus 2019 | 09:28 WIB
Karir Berliku Ahok Hingga Rencana Investasi di NTT
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. (Suara.com/Tyo)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Pabrik Pakan

Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan istrinya Puput Nastiti Devi, serta mantan Wagub DKI Djarot Saiful Hidayat di acara penyerahan penghargaan Roosseno Award ke IX. (Suara.com/Tyo)
Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan istrinya Puput Nastiti Devi, serta mantan Wagub DKI Djarot Saiful Hidayat di acara penyerahan penghargaan Roosseno Award ke IX. (Suara.com/Tyo)

Ahok menyelesaikan pendidikan SD hingga SMP di Belitung, kemudian ia melanjutkan pendidikan menengah atas di SMA III PSKD Jakarta, lalu melanjutkan studinya di jurusan Teknik Geologi, Falkultas Teknik Universitas Trisakti, dan berhasil mendapatkan gelar insinyur tahun 1990.

Di usia yang cukup muda, 24 tahun, ia berhasil mendapatkan gelar insinyurnya. Ia pun kembali melanjutkan pendidikan magisternya di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya dan mendapatkan gelar Master Manajemen pada tahun 1994.

Ahok mengawali kiprahnya di dunia bisnis tahun 1992, sebagai Direktur PT Nurindra Ekapersada. Kemudian di tempat berbeda, tahun 1994 Basuki bekerja di PT Simaxindo dan berhenti tahun 1995.

Baca Juga: Promosi Kaus Kece, Anak BTP Ahok Malah Dibilang Mirip Jay Chou

Ia memilih mendirikan pabrik pengolahan pasir kuarsa di Dusun Burung Mandi, Desa Mengkubang, Kecamatan Manggar, Belitung Timur. Pabrik miliknya adalah yang pertama di Pulau Belitung. Tahun 2004, Ahok berhasil meyakinkan seorang investor Korea untuk membangun Tin Smelter atau pelabuhan biji timah di KIAK.

Selain memiliki keahlian dalam berbisnis dan bernegosiasi, Basuki terus melebarkan sayap kariernya. Ia mulai melangkahkan karier politiknya dengan bergabung bersama Partai Indonesia Baru (PIB) pada tahun 2004 dan ditunjuk sebagai ketua DPC PIB Kabupaten Belitung.

Pada tahun yang sama dia terpilih sebagai anggota DPRD Kabupaten Belitung hingga tahun 2009. Tahun 2005, ia maju dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) sebagai calon Bupati Kabupaten Belitung Timur dan berhasil mengantongi suara 37.19 persen bersama pasangannya Khairul Effendi, periode 2005-2010.

Sayangnya, jabatan tersebut tidak bertahan lama. Pada 22 Desember 2006 Basuki resmi menyerahkan jabatannya kepada wakilnya. Ia memilih berhenti dari jabatan tersebut, karena mau maju dalam Pemilihan Gubernur Bangka Belitung tahun 2007.

Dalam pencalonannya itu, Presiden RI keempat KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mendukung Ahok menjadi Gubernur Bangka Belitung. Namun, Ahok kalah oleh rivalnya Eko Maulana Ali dari Golkar.

Baca Juga: Sebut Berteman dengan Anies dan Ahok, Rocky Gerung: Gubernur Akal dan Mulut

Karier politiknya tidak terhenti sampai di situ. Pada 2009, Ahok mencalonkan diri menjadi anggota DPR RI dari Partai Golkar dan berhasil meraup 119.232 suara dan duduk di Komisi II DPR.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI