Suara.com - Seorang kru helikopter yang bertugas melakukan monitoring pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) berkewarganegaraan Rusia, Andrey Sushakov (43) meninggal dunia karena mengalami penyempitan pembunuh darah.
Sebelum mengembuskan nafas terakhirnya, Andrey sempat menjalani perawatan intensif di ruang ICU RS Siloam Sriwijaya, Palembang selama tiga hari. Selama proses pemadaman karhutla di wilayah Sumsel, Andrey bertugas sebagai teknisi helikopter Mi-8 RA-2258 dan berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel.
Kabid Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel Ansori menyebut Andrey meninggal tidak saat menunaikan tugas. Andrey diketahui sedang berada di hotel, tempat dirinya berdomisili. Kala itu, ia mengalami gangguan pernapasan tiba-tiba.
"Dia sedang libur tugas saat hari itu. Karena khawatir, Andrey pun menghubungi site manager-nya yang bernama Pavel Zakharov untuk dicek ke rumah sakit," kata Ansori saat ditemui di Kantor BPBD Sumsel pada Selasa (13/8/2019) sore.
Baca Juga: BMKG Pastikan Tak Ada Asap Karhutla Masuk Wilayah Malaysia
Setelah dibawa ke Rumah Sakit Sriwijaya Siloam, lanjutnya, dokter mengindikasi jika Andrey mengalami penyempitan pembuluh darah yang ke otak.
"Namun kondisinya terus menurun dan meninggal Minggu (11/9/2019) di Ruang ICU," jelasnya.
Pascakejadian ini, BPBD Sumsel telah menghubungi pihak keluarga Andrey untuk dibawa ke negara asalnya.
"Sebelum diterbangkan ke Rusia, kita juga telah mengantongi surat persetujuan dari keluarganya untuk dilakukan otopsi," katanya.
Ansori mengaku keberadaan Andrey selama pemadaman karhutla cukup aktif. Lantaran posisinya sebagai teknisi helikopter yang selalu memeriksa standar keamanan pesawat yang kerap kali terbang di atas langit Sumsel menuju titik api (hotspot).
Baca Juga: Riau Dilanda Karhutla, Harimau Kepergok Berkeliaran Dekat Fasilitas Chevron
"Tahun lalu zero hotspot, jadi aktivitas pemadaman ini baru dilakukan tahun ini. Termasuk Andrey yang baru dua pekan bergabung di dalam tim pemadaman," tegasnya.
Kontributor : Andhiko Tungga Alam