"Suhu yang lebih panas akan meningkatkan reproduksi serangga, kecuali di daerah tropis. Akan lebih banyak serangga, dan mereka akan makan lebih banyak," tulis Curtis Deutsch, salah satu tim peneliti di kajian tahun 2018 itu.
Suhu panas membuat serangga beranak pinak, seperti wabah belalang yang terjadi di Afrika pada 2004.
Wabah belalang menelan korban jiwa 800.000 orang
Menurut organisasi pangan dunia, FAO wabah yang paling merusak disebabkan oleh belalang gurun yang berpotensi menghancurkan 10% mata pencarian populasi dunia.
Baca Juga: Waduh, Stres Karena Pemanasan Global Bikin Orang Kehilangan Pekerjaan
Namun bila ditilik asal usulnya, wabah belalang sudah diceritakan dalam Alkitab dan Alquran. Di sebutkan dalam dua kitab suci tersebut, belalang merupakan salah satu musuh tertua manusia.
Belalang yang dimaksud mengonsumsi makanan sama banyaknya dengan makanan untuk 35.000 orang dalam sehari. Mereka memiliki selera makan tinggi dan menyebabkan kerusakan tanaman pangan.
Sejarawan Roma Pliny the Elde menyatakan 800.000 orang meninggal di kawasan yang kini disebut Libya, Aljazair dan Tunisa akibat kelaparan yang disebabkan oleh wabah belalang.
Sedangkan di tahun 1958 di Etiopia, kawanan belalang menutupi daerah seluas 1.000 kilometer persegi dan menghancurkan 167.000 ton biji-bijian. Pada 2016, para ilmuan curiga pemanasan global memicu wabah belalang di Argentina selama enam dekade terakhir.
Terbang lebih tinggi dan jauh
Baca Juga: Akibat Pemanasan Global, Inggris Akan Lenyapkan Kota Ini dari Peta
Organisasi pangan dunia, FAO menyebutkan perubahan iklim memicu migrasi belalang. Bahkan belalang gurun bisa terbang sejauh 150 km dalam sehari.