Isu Antitauhid hingga Buat Sayembara 10 Juta, Mahfud MD: Tak Tahu Foto Enzo

Selasa, 13 Agustus 2019 | 12:37 WIB
Isu Antitauhid hingga Buat Sayembara 10 Juta, Mahfud MD: Tak Tahu Foto Enzo
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD. [Suara.com/Putu Ayu P
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD memberi penjelasan tentang sayembara berhadiah Rp10 juta untuk siapa pun yang bisa membuktikan dirinya anti-kalimat tauhid.

Mahfud MD dituding anti-tauhid gara-gara menyebut TNI kecolongan setelah menerima calon taruna keturunan Prancis di Akademi Militer (Akmil) bernama Enzo Zenz Allie, yang fotonya membawa bendera tauhid tersebar di media sosial.

Kepada presenter program iNews Sore, Senin (12/8/2019), Mahfud MD menegaskan dirinya tak pernah menghubungkan kalimat tauhid dengan radikalisme.

"Saya itu tidak pernah mengaitkan bendera tauhid laa ilaaha illallah muhammadur rasulullah itu sebagai bendera radikal," kata Mahfud MD.

Baca Juga: Minta Jokowi Tak Sahkan Koopsus TNI, HRWG: Akan Berbahaya Bagi Demokrasi

"Oleh sebab itu saya tantang, siapa pun yang pernah merekam saya atau mendengar saya atau mencatat saya di berbagai tempat atau ada di cuitan saya bahwa radikalisme itu identik dengan kalimat tauhid, siapa pun yang bisa menunjukkan itu akan saya bayar setiap orang, yang menemukan itu, Rp10 juta," lanjutnya.

Cuitan Mahfud MD - (Twitter/@mohmahfudmd)
Cuitan Mahfud MD - (Twitter/@mohmahfudmd)

Mahfud MD menambahkan, di rumahnya sendiri terdapat banyak kalimat tauhid. Salah satunya yang terukir di sebuah batu pemberian mahasiswanya.

"Itu kebanggan sebagai umat Islam kepada agamanya, kepada Tuhan-nya," terang Mahfud MD.

Dirinya lantas mengatakan, tak ada yang salah dengan foto Enzo mengibarkan bendera tauhid, yang selama ini oleh sebagian orang dihubungkan dengan organisasi terlarang di Indonesia Hizbut Thahrir Indonesia (HTI).

Ia pun menyaampaikan klarifikasi awal mula dirinya menyebut TNI kecolongan di hadapan awak media.

Baca Juga: HRWG Minta Jokowi Tak Sahkan Perppres Koopsus TNI

"Saya pulang dari Rusia, sesudah itu saya ke Denpasar. Begitu saya ke kantor di Jogja. Itu ada empat wartawan atau lima," ungkap sang Guru Besar Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta itu.

Para wartawan itu lalu menanyakan tanggapan Mahfud MD terkait Enzo.

Namun, Mahfud MD malah bertanya balik pada awak media karena dirinya baru pulang dari Mokswa, Rusia dan tak mendengar berita apa pun.

Menurut keterangan Mahfud MD, wartawan hanya mengatakan bahwa Enzo terindikasi jadi simpatisan organisasi radikal.

Tak ada sama sekali yang menyebut soal bendera tauhid, kata Mahfud MD.

"'Begini,' katanya. 'Ini TNI menerima Enzo Alie di Akmil. ternyata dia diuga terpapar radikal.' Enggak ada kata tauhid, enggak ada kata apa, saya juga tidak tahu apa kasusnya," jelas Mahfud MD.

"Saya bilang begini, 'Kalau itu benar, ya, bahwa ada orang radikal masuk ke Akmil, berarti kecolongan dong TNI,'" imbuhnya.

Politikus yang pernah dua kali menjadi menteri itu juga menguatkan kembali argumennya bahwa ia sendiri tak yakin TNI bisa sampai kecolongan.

"Tetapi juga tertulis di berita itu, 'tapi saya sendiri ragu TNI kecolongan karena TNI itu ketat,'" kata Mahfud MD.

"Memasukkan orang itu, rekam jejak orang itu sejak dari keluarganya di kampung, gurunya, kakeknya, ibunya, itu sudah dijejak lebih dulu," tambahnya.

Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Sisriadi menegaskan bahwa taruna Akmil keturunan Prancis bernama Enzo Zenz Allie tidak terpapar radikalisme. Hal itu diungkap Sisriadi menangapi beredarnya foto mirip Enzo yang membawa bendera tauhid.

Musababnya, setiap taruna Akmil yang hendak mendaftar harus melaui serangkaian seleksi. Salah satunya seleksi mental ideologi.

"Tidak. Kami kan ada sistem seleksi yang berbeda dengan seleksi orang mau kerja shift siang shift malam. Ini untuk megang senjata dia. Jadi sudah selektif," ujar Sisriadi saat dikonfirmasi, Rabu (7/8/2019).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI