Suara.com - Putri Dewi Nilaratih (14), siswi SMP 4 di Peureulak, Aceh Timur diberikan traktor dan sapi setelah curhat sakit kelaparan ketika belajar di sekolah. Putri curhat orangtuanya tak memunyai beras.
Akhirnya Putri dan keluarganya diundang ke Jakarta oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman ke Kantornya di Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (13/8/2019) pagi ini.
Menteri Amran mengungkapkan alasan mereka mengundang keluarga Putri setelah beritanya ramai dibicarakan di media massa. Selain itu Amran juga merasa pernah merasakan hal yang sama dengan keluarga Putri.
"Yang membuat aku terharu, aku pernah seperti mereka, aku juga kerja batu dulu jual batu gunung dan saya 12 bersaudara dia 7 bersaudara masih lebih sedikit dari saya, kami juga lakukan hal yang sama menjual batu gunung baru bisa makan," kata Amran di Kementan, Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (13/8/2019).
Baca Juga: Putri Dewi, Siswi SMP Aceh yang Sakit Kelaparan Diundang Menteri Pertanian
Oleh karena itu, Menteri Amran memberikan bantuan berupa satu uni traktor roda dua, satu ekor sapi bunting kepada keluarga Putri, serta bibit jagung untuk lingkungan di sekitar rumah Putri.
"Kita berikan lapangan kerja, membuka lapangan kerja, nah seperti saudara kita ini si putri dan bapaknya ini masih kuat masih bisa menghasilkan, jangan berikan umpan, jangan berikan ikan, tapi pancingnya, kita beri traktor, penghasilannya bisa Rp 800 per hari atau Rp 1 juta, ya antara Rp 15 juta sampai Rp 20 juta penghasilannya nanti perbulan, jadi putrinya bisa sekolah anaknya bisa sekolah," ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, Putri Dewi Nilaratih terpaksa diantar pulang temannya ke rumah, akibat sakit perut saat proses belajar di sekolahnya.
Wajah Putri tampak lesu dan peluh, karena dia menahan sakit. Saat ditanya gurunya, sambil meneteskan air mata Putri bercerita tidak sarapan saat pagi hari sebelum berangkat ke sekolah, sehingga perutnya perih dan harus pamit pulang.
Saat disarankan gurunya untuk sarapan terlebih dahulu sebelum ke sekolah, dengan nada sedih ia mengatakan di rumahnya tidak ada beras.
Baca Juga: Sakit di Sekolah, Siswi Pintar Aceh: Ayah Tak Punya Beras, Saya Kelaparan
"Di rumah tidak ada beras, sehingga tidak makan! Bukan tak mau makan, tetapi di rumah tak ada beras Bu," jawab Putri sambil mengusap air matanya dengan jilbab sekolah yang tampak telah usang.
Putri adalah anak keempat dari enam bersaudara dari pasangan Suparno dan Mariani yang tinggal di Dusun Tualang Masjid Desa Tualang, Kecamatan Peureulak, Aceh Timur. Ia termasuk siswi yang rajin dan cerdas di sekolah.
Menurut gurunya, kecerdasan Putri di atas rata-rata, dan selama ini ia tidak pernah mengeluh dengan kondisi apapun saat di sekolah.
"Ia rajin pergi sekolah, dan baru kini mengeluh akibat sakit perut saat belajar. Katanya ia tadi tak sarapan," cerita Nurul Fadilah (27), salah seorang guru di sekolah Putri kepada Modusaceh.co - jaringan Suara.com, Rabu (7/8/2019).
Berawal cerita itu pula, Modusaceh.co mencoba menelusuri jejak ke rumah siswi tersebut.
Rumahnya tak berapa jauh, setelah melewati satu jembatan baru dari Pasar Peureulak, menuju seberang sungai di Desa Tualang.
Rumah mungil itu hanya beratap daun rumbia. Kondisi dapurnya telah bocor dan lapuk akibat termakan usia.
Suparno ayah Putri, tidak mempunyai pekerjaan tetap, terkadang harus pergi keluar kota dan bekerja apa saja demi memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
Saat ditemui, Putri sedang istirahat, ditemani kakak dan adik perempuannya yang masih kelas 1 SD.