Najib menilai, permintaan PDIP di kursi kabinet dengan jatah terbanyal sangat masuk akal dan logis karena partai itu pemenang Pemilu 2019.
PDIP saat ini, analisis Najib, jelas sudah final mengantongi nama-nama kadernya yang akan diusulkan kepada Presiden Jokowi untuk duduk di Kabinet.
“Di internal partai sudah beres, tinggal bekerja mendukung program pemerintah anntinya. Itu strategi yang cedas dan tepat,” nilainya.
Menyikapi sikap partai lainnya yang belum menggelar kongres, muktamar atau munas, Najib menilai kurang peka dan bahkan tidak cerdas dan tepat.
Baca Juga: Politikus Demokrat Sindir Megawati, PDIP: Jangan Disamakan dengan Zaman SBY
“Mungkin, masih ada setumpuk masalah atau konflik di internal partai yang belum selesai. Yang jelas, jika dilakukan setelah pembentukan Kabinet, sangat tidak strategis,” tegasnya lagi.
Selanjutnya, Najib juga menyindir sosok Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok atau BTP yang hadir dan sudah resmi menjadi kader PDI Perjuangan dan hadir di tengah-tegah Kongres.
“Saya hanya bisa memberi saran, jika sudah jadi kader PDI Perjuangan, harus banyak belajar soal politik di partai. Jangan membuat masalah baru. Karena dia sudah pernah masuk di beberapa partai. Seperti di Golkar, Gerindra dan sekarang di PDI Perjuangan,” katanya.
Saatnya Ahok banyak belajar bagaimana menjadi politisi yang bijaksana. “Harus jaga nama baik PDI Perjuangan dan Megawati Soekarnoputri. Dia harus belajar menahan diri dan berpolitik yang baik dan beretika,” pesan Najib.
Baca Juga: Isu Penumpang Gelap, Ferdinand Curiga Diciptakan untuk Ambil Hati Megawati