Putri Dewi, Siswi SMP Aceh yang Sakit Kelaparan Diundang Menteri Pertanian

Senin, 12 Agustus 2019 | 15:57 WIB
Putri Dewi, Siswi SMP Aceh yang Sakit Kelaparan Diundang Menteri Pertanian
Putri Dewi Nilaratih, siswi SMP di Peureulak, Aceh, yang kelaparan saat belajar. [Mahyuddin/Modusaceh.co]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Putri Dewi Nilaratih, siswi SMP 4 di Peureulak, Aceh Timur, yang sakit kelaparan ketika belajar di sekolah karena orangtuanya tak memunyai beras, mendapat simpati dari banyak orang.

Setelah beritanya menjadi viral di media-media sosial, simpati bermunculan termasuk dari Menteri Pertanian Amran Sulaiman.

Bahkan, Mentan Amran mengundang Putri Dewi Nilaratih dan keluarganya untuk bertemu di Jakarta.

Kepala Humas Kementan Kuntoro Boga Andri kepada Suara.com, Senin (12/8/2019), mengatakan pertemuan keduanya akan digelar pada hari Selasa (13/8) besok.

Baca Juga: Viral Siswi Pintar Aceh Sakit karena Kelaparan, Jurnalis Peliputnya Diteror

"Iya diundang, besok," Kata Andri.

Namun, Kuntoro tak memerinci alasan Mentan Amran mengundang Putri. Kendati demikian, undangan ini atas inisiasi dari Mentan Amran sendiri.

"Besok saja ya, saya enggak tahu. Itu atas inisiasi Pak Menteri langsung," tutur dia.

Sebelumnya diberitakan, Putri Dewi Nilaratih (14), siswi SLTP 4 Peureulak, Kabupaten Aceh Timur terpaksa diantar pulang temannya ke rumah, akibat sakit perut saat proses belajar di sekolahnya.

Wajah Putri tampak lesu dan peluh, karena dia menahan sakit. Saat ditanya gurunya, sambil meneteskan air mata Putri bercerita.

Baca Juga: Siswi Pintar Aceh Menangis Kelaparan dan 4 Berita Populer Lainnya

Dia tidak sarapan saat pagi hari, saat mau berangkat ke sekolah, sehingga perutnya perih dan harus pamit beranjak pulang.

Saat disarankan agar sarapan terlebih dahulu sebelum ke sekolah, dengan nada sedih ia mengatakan, ”Di rumah tidak ada beras, sehingga tidak makan!”

"Bukan tak mau makan, tetapi di rumah tak ada beras Bu," jawab Putri sambil mengusap air matanya dengan jilbab sekolah yang tampak telah usang.

Putri adalah anak keempat dari enam bersaudara, pasangan Suparno dan Mariani, yang tinggal di Dusun Tualang Masjid Desa Tualang, Kecamatan Peureulak, Aceh Timur. Ia termasuk siswi yang rajin dan cerdas di sekolah.

Menurut gurunya, kecerdasan Putri di atas rata-rata, dan selama ini ia tidak pernah mengeluh dengan kondisi apapun saat di sekolah.

"Ia rajin pergi sekolah, dan baru kini mengeluh akibat sakit perut saat belajar. Katanya ia tadi tak sarapan," cerita Nurul Fadilah (27), salah seorang guru di sekolah Putri kepada Modusaceh.co--jaringan Suara.com, Rabu (7/8/2019).

Berawal cerita itu pula, Modusaceh.co mencoba menelusuri jejak ke rumah siswi tersebut.

Tak berapa jauh, setelah melewati satu jembatan baru dari Pasar Peureulak, menuju seberang sungai di Desa Tualang.

Putri Dewi Nilaratih, siswi SMP di Peureulak, Aceh, yang kelaparan saat belajar. [Mahyuddin/Modusaceh.co]
Putri Dewi Nilaratih, siswi SMP di Peureulak, Aceh, yang kelaparan saat belajar. [Mahyuddin/Modusaceh.co]

Nah, di sana ada satu unit rumah kecil (mungil)  beratap daun rumbia. Kondisi dapurnya telah bocor dan lapuk akibat termakan usia.

Suparno ayah Putri, tidak mempunyai pekerjaan tetap, terkadang harus pergi keluar kota  dan bekerja apa saja demi memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

Saat ditemui, Putri sedang istirahat, ditemani kakak dan adik perempuannya yang masih kelas 1 SD.

"Ayah sudah keluar sebentar, biasanya kerja di Banda Aceh, karena ini mau dekat hari raya ayah pulang sebentar," ucap Putri.

Cerita Putri ini, bukanlah akhir dari kisah pilu seorang  anak di negeri ini yang terus berjuang dalam kondisi perut kosong demi mencapai cita-cita. Menjelang

74 Tahun Kemerdekaan Indonesia, kebebasan untuk sejengkal perut pun masih sangat susah diraih oleh sebagian rakyat di pelosok negeri ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI