Abunimah menambahkan bahwa pada hari libur Yahudi, Israel memberlakukan penutupan total pada Tepi Barat yang diduduki dan Jalur Gaza, melarang jutaan warga Palestina untuk pindah, memasuki Yerusalem atau mengunjungi situs suci mereka, "yang seharusnya untuk melindungi orang Yahudi selama liburan keagamaan".
"Tetapi pada Idul Adha, Israel telah melakukan yang sebaliknya yaitu membiarkan ekstrimis agama pergi ke Al-Aqsa dengan tujuan memprovokasi umat Islam dan saya pikir itu harus sangat jelas karena ini bukan hanya penyembah Yahudi yang saleh yang ingin pergi dan berdoa di situs suci," kata Abunimah.
"Ini adalah provokasi terorganisir dari Gerakan Kuil, yang didanai oleh pemerintah Israel, dan yang secara eksplisit menyatakan tujuannya adalah penghancuran masjid Al Aqsa dan penggantiannya dengan kuil Yahudi."
'Tindakan agresi'
Baca Juga: Timpuk Mobil Israel, Balita Palestina Usia 4 Tahun Nangis saat Ditangkap
Jordan, penjaga situs itu dan satu dari hanya dua negara Arab dengan perjanjian damai dengan Israel, mengutuk "pelanggaran terus menerus" Israel di sana.
Hanan Ashrawi, seorang pejabat senior di Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), menuduh Israel memprovokasi ketegangan agama dan politik.
"Penyerbuan kompleks Masjid Al-Aqsa oleh pasukan pendudukan Israel pagi ini adalah tindakan kecerobohan dan agresi," katanya dalam sebuah pernyataan.
Kompleks ini terletak di bagian dari Yerusalem Timur yang diduduki oleh Israel dalam perang Timur Tengah 1967 dalam suatu langkah yang belum mendapat pengakuan internasional.
Baca Juga: Kota Sheffield di Inggris Akui Kedaulatan Palestina