Penyandang Tunarungu Berharap Ada Penterjemah Ceramah di Setiap Masjid

Minggu, 11 Agustus 2019 | 15:14 WIB
Penyandang Tunarungu Berharap Ada Penterjemah Ceramah di Setiap Masjid
Panitia Hari Raya Idul Adha Masjid Istiqlal mengundang 1.000 penyandang disabilitas. (Suara.com/Novian)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ada yang berbeda dalam perayaan Idul Adha 1440 Hijriah atau tahun 2019 di Masjid Istqilal, Jakarta Pusat. Terutama dalam pelaksanaan salat id, di mana panitia penyelenggara turut mengundang 1.000 penyandang disabilitas.

Pantauan Suara.com, para penyandang disabilitas diperlakukan khusus. Mulai dari posisi salat yang disedikan di shaf depan, hingga kehadarian penterjemah bahasa isyarat kepada penyandang tunarungu untuk mengartikan khotbah yang dibacakan oleh Ustaz Yusuf Mansur.

Rio salah seorang penyandang tunarungu yang ikut menunaikan salat Idul Adha di Masjid Istiqlal mengaku senang atas kehadiran penterjemah bahasa isyarat. Hal itu, kata dia, bisa memudahkan dirinya dalam memahami apa yang disampaikan khotib dalam khotbahnya.

"Alhamdulillah senang jadi bisa memahami apa yang disampaikan saat khotbah. Kalau misalkan enggak ada bahasa isyarat kan saya jadi enggak tahu apa yang disampaikan," ujar Rio dalam bahasa isyarat daat ditemui Suara.com di Masjid Istiqlal usai salat, Minggu (11/8/2019).

Baca Juga: Terima 43 Hewan Kurban, Masjid Istiqlal Akan Distribusikan 6.000 Daging

Hal itu kemudian menjadi semangat baru bagi Rio serta kawan-kawan penyandang tunarungu untuk memahami tiap kali ada ceramah tentang agama.

Ia juga mengatakan tak sungkan untuk kembali jika ke depan Masjid Istiqlal menyediakan penterjemah dalam setiap ceramah atau kajian di luar khotbah.

"Insyallah pasti (datang)," kata Rio.

Sementara itu Fariz Azis, selaku penterjemah bahasa isyarat yang memandu penyandang tunarungu selama jalannya khotbah berharap yang sama.

Ia mengharapkan agar pemerintah dapat berperan aktif dalam menyediakan akses bagi tunarungu memahami agama Islam melalui kajian dengan penterjemah bahasa isyarat.

Baca Juga: Ikuti Imbauan Anies, Masjid Istiqlal Pakai 5.000 Besek untuk Daging Kurban

Sebab, kata pria yang sehari-hari menjadi penterjemah bahasa isyarat di Majelis Talim Tuli Indonesia (MTTI) itu menilai kehadiran penterjemah sangat dibutuhkan oleh penyandang tunarungu. Bahkan, lanjut Farid, jika bisa setiap Masjid minimal di satu kota menyediakan penterjemah bahasa isyarat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI