Suara.com - Menteri Luar Negeri Retno P Marsudi menghadiri Kongres ke-5 Diaspora Indonesia atau The Fifth Congress of Indonesian Diaspora (CID-5) di Kasablanka Hall, Kota Kasablanka, Jakarta, Sabtu (10/8/2019).
Dalam sambutannya, Retno menceritakan kunjungan kerja Presiden Jokowi ke Malaysia dan Singapura pada Jumat (9/8/2019).
"Hampir tengah malam tadi saya baru mendarat bersama Presiden (Jokowi) dalam lawatan ke dua negara, ke Malaysia dan Singapura. Selama berada di Malaysia, Presiden melakukan pertemuan bilateral dengan PM Malaysia Tun Mahathir," ujar Retno dalam sambutannya.
Tak hanya itu, Retno menuturkan dalam pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Malaysia Tun Mahathir Mohamad, Jokowi meminta agar Malaysia mengizinkan dibangunnya Community Learning Center (CLC) atau pusat pembelajaran komunitas.
Baca Juga: Ketua Diaspora Indonesia Usulkan BNP2TKI Direvisi, Ada Apa?
Menurut Retno, CLC penting bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI).
"Presiden (Jokowi) menyampaikan keinginannya agar pemerintah Malaysia dapat mengizinkan pendirian Community Learning Centre (CLC) terutama di wilayah semenanjung. Kenapa CLC menjadi penting? Karena CLC right to education. Terutama saudara kita Tenaga Kerja Indonesia," kata dia.
Retno mengatakan, isu kedua yang dibahas Jokowi dan Mahathir yakni isu dalam hal melawan diskriminasi kelapa sawit oleh Uni Eropa.
Kemudian Retno juga menceritakan keakraban Jokowi dan Mahathir saat pertemuan. Keduanya, kata Retno, juga melaksanakan salat Jumat berjemaah.
Ia menyebut Jokowi dan Mahathir merupakan kedua pemimpin yang memiliki persamaaan yakni memimpin negara yang memiliki penduduk muslim terbesar serta mempunyai komitmen dalam menyebarkan syiar Islam toleran.
Baca Juga: Kongres Diaspora Indonesia ke-5 Bakal Digelar di Jakarta, Ini Agendanya
"Beliau berdua mempunyai persamaan, yaitu memimpin dua negara dengan penduduk muslim cukup besar dan memiliki komitmen tinggi mensyiarkan Islam damai dan toleran.”